Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dies Natalis Ke-70, UGM Gelar Pawai Budaya Nitilaku

Kompas.com - 13/12/2019, 19:38 WIB
Wijaya Kusuma,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menyambut Dies Natalis ke-70 atau Lustrum XIV, Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Pawai Budaya Nitilaku.

Pawai budaya yang digelar pada 15 Desember 2019 ini untuk mengenang perpindahan kampus UGM dari Pagelaran Keraton ke Bulaksumur.

"Nitilaku akan dilaksanakan pada hari Minggu 15 Desember 2019," ujar Rektor UGM, Panut Mulyono, dalam jumpa pers, Jumat (13/12/2019)

Pawai Budaya Nitilaku ini merupakan rangkian peringatan Dies Natalis ke-70 atau Lustrum XIV Universitas Gadjah Mada (UGM).

Puncak peringatan Dies Natalis akan dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2019.

Baca juga: Ingin Kuliah Sambil Kerja, UGM Buka Rekrutmen Tenaga Paruh Waktu

Napak tilas sejarah UGM

Panut menyampaikan, Pawai Budaya Nitilaku 2019 mengusung tema “Menggugah Warisan Bersama Kebangsaan dan Berbudaya”.

Panut memyampaikan Pawai Budaya Nitilaku ini bertujuan untuk napak tilas sekaligus mengingatkan kembali sejarah keberadaan UGM yang berawal dari Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

"Jadi di awal berdirinya UGM mempersatukan beberapa perguruan tinggi swasta pada saat itu, kuliahnya dilakukan di Pagelaran," kata Panut. 

"Nitilaku ini salah satu tujuanya adalah untuk mengingatkan kembali peran keraton dalam berdirinya UGM." 

Baca juga: Guru Besar UGM Sebut UU SDA Bersifat Diskriminatif Terhadap Masyarakat Adat

Locally rooted, globally respected

Ketua Penyelenggara Nitilaku 2019, Hendrie Adji Kusworo menuturkan, pada tahun ini, Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) membentuk pokja khusus untuk penyelenggaraan Nitilaku 2019. 

KAGAMA mencoba menerjemahkan slogan "locally rooted, globally respected", atau mengakar kuat, menjulang tinggi.

Hal ini menjadi penting untuk menggambarkan perjalanan serta peran UGM di sepanjang 70 tahun usia berdirinya.

"Sampai usia 70 tahun, UGM sudah melanglang buana, namun pada waktu yang sama mempunyai nilai kultural dan otentisitas," ucapnya.

Diungkapkanya, nitilaku tidak hanya dimaksudkan untuk sekadar menjadi aktivitas bagi sivitas akademika UGM.

Nitilaku juga menjadi acara kultural yang dihadirkan bagi masyarakat Yogyakarta yang telah menjadi bagian penting dari keberadaan UGM.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com