Salin Artikel

Rayakan Tradisi Memasuki Ramadhan di Masa Cuaca Ekstrem, Polisi Larang Padusan Mandi di Laut

Tradisi ini identik dengan bermain dan berendam di air pada berbagai perairan, bahkan ada yang mandi di laut.

“Kami larang padusan atau mandi di laut, mulai dari Pantai Trisik sampai Glagah,” kata Kapolres Fajarini, Selasa (21/3/2023).

Potensi kecelakaan air di tengah cuaca ekstrem belakangan ini melatari larangan. Karenanya, polisi melarang mandi di laut.

Padusan sendiri diambil dari bahasa Jawa “adus” yang berarti mandi. Biasanya dilakukan sehari sebelum bulan Ramadhan. Padusan diartikan membersihkan segala kotoran yang menempel di badan atau di jiwa, sehingga dalam berpuasa dalam keadaan bersih jasmani dan rohani

Kapolres Fajarini telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, kepolisian sektor, dinas pariwisata hingga kelompok sadar wisata yang memiliki wilayah perairan, untuk melaksanakan imbauan ini.

“Tidak boleh. Tolong masyarakat jangan mandi di laut,” kata Fajarini.

Begitu pula di daerah yang memiliki tempat wisata obyek perairan selain laut. Ia mengimbau untuk masyarakat tidak melakukan padusan di perairan seperti itu.

Cuaca yang sedang tidak menentu sering disusul bencana, di antaranya seperti banjir. “Maka dilarang mandi di sungai,” kata Fajarini.

Untuk menegaskan komitmen ini, polisi rencananya akan melakukan patroli ke seluruh wilayah yang diperkirakan akan menjadi lokasi padusan menjelang bulan Ramadhan. Polisi akan melakukan patroli masif khususnya di wisata perairan.

Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulon Progo, Aris Widyatmoko menyatakan menerjunkan 43 personel yang mengawasi banyak spot pantai di Selatan Kulon Progo.

Personel terbanyak bakal mengawasi Pantai Glagah yang diperkirakan memadat karena hari libur. Warga padusan biasanya mulai pagi.

Ia mengatakan, sejak lama telah ada larangan mandi di laut lantaran Pantai Selatan sangat berbahaya di banding pantai lain. Pantai Kulon Progo banyak palung laut dan langsung menghadap samudera sehingga ombaknya besar.

“Sehingga bila ada yang hanyut maka kemungkinan kecil bisa diselamatkan,” kata Aris. Terlebih, cuaca ekstrem belakangan ini tidak terprediksi.

Karenanya, Satlinmas akan mengawasi ketat acara padusan warga. Peringatan akan diberikan bila warga masuk air dengan batasan tertentu.

“Anggota kami akan melarang masuk air di batas tertentu,” kata Aris di ujung telepon.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/03/22/124700978/rayakan-tradisi-memasuki-ramadhan-di-masa-cuaca-ekstrem-polisi-larang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke