Salin Artikel

25 Tahun Rawat Agus yang Kabur karena Takut Disunat, Begini Cerita Pedagang Pasar Timbulharjo Bantul

Mereka masih ingat betul sosok Agus, yang selama 25 tahun bersama mereka di Pasar yang dikenal dengan nama Pasar Kepek ini. Agus diketahui kabur dari rumahnya di Klaten sejak kecil karena takut disunat.

"Oalah Agus to, setiap hari di sini," kata Rukinah (65), sembari sedang manata sayuran, dan buah di lapak kecil berukuran 3x2,5 meter pas di jalan tengah pasar Kepek, Jumat (27/1/2023) pagi.

Rukinah ingat, saat Agus datang ke pasar itu hanya menggunakan kaos dan celana pendek berada di depan pasar. Saat itu, bocah yang saat ini sudah berusia 38 tahun tersebut hanya mondar-mandir.

"Pun dangu kit wiwit pisanan dugi mriki nganggo kaos putih dan katok abang (sudah lama sejak datang ke sini menggunakan kaos putih dan celana (berwarna) merah," kata dia.

"Pas niku kulo takoni cah ngendi koe le? Ngakune Wonosari (saat itu saya tanya orang mana kamu nak? Mengaku orang Wonosari)," kata Rukinah.

Setiap hari berada di pasar, banyak orang yang mengasihani Agus. Setiap hari ada saja pedagang atau pembeli yang memberi dia uang atau pakaian. Bocah belasan tahun itu, tidak hanya beraktivitas di sekitar pasar, juga berada di kawasan kampung sekitar.

Namun saat menjelang sore, dia akan kembali untuk tidur. Sebenarnya warga saat itu sudah sering menanyakan alamatnya, namun Agus tidak pernah menjawab secara pasti, hanya saja dia masih ingat nama orangtua, serta kakaknya.

"Setiap hari di sini, ya aktivitasnya jalan-jalan. Kalau sakit pun pedagang di sini merawatnya. Sudah seperti keluarga," kata Rubinah.

Perempuan yang sudah belasan tahun berdagang di Pasar Kepek ini mengatakan, meski Agus tidak banyak membantu aktivitas pedagang, namun karena kedekatan dengan para pedagang membuatnya banyak orang yang memperhatikan.

"Agus itu kalau diberi makanan suruh ngambil sendiri tidak mau, kalau diulungke (diserahkan) baru mau. Banyak yang sayang pada dia," kata Rubinah sembari mengenang Agus.

"Senengya minum es teh. Satu gelas besar itu habis," kata dia.

Rukinah mengatakan, Agus juga sering pergi naik bus atau angkutan, namun tetap kembali ke Pasar Kepek. "Kalau pergi selalu pulang ke sini," kata dia.

Pedagang lainnya, Tris (64) mengatakan, Agus tidak hanya berada di pasar, kadang main ke kampung sebelah, dan mencari makanan.

"Kalau ketemu saya paling tak tanya sudah makan atau belum, kalau belum ya dicarikan," kata Tris.

"Kalau dulu minta uang seribu ngomongnya dit pedang (gambar Kapitan Pattimura), kalau sekarang ya dua ribu, kadang ada yang lebih memberikan," kata dia.

Uang itu banyak digunakan untuk membeli makanan, dan kebutuhan hidupnya sendiri. "Senengnya itu minum es teh, atau makanan," kata Tris.

Agus, es teh, dan radio

Sumarni (40), pedagang lainnya mengatakan sejak beberapa bulan terakhir, Agus mengalami sakit pada bagian kaki, dan didiagnosa penyakit gula atau diabetes militus. Pedagang dan warga selalu mengingatkan, serta mengajaknya berobat.

"Gus diganti perbannya, ayo ke puskesmas. Ya begitu diingatkan agar menjaga kesehatannya," kata dia. "Mungkin karena kebiasannya meminum es teh itu ya," tambah Sumarni.

Sambil mengupas buah kluwih, Sumarni mengingat Agus sempat membetulkan radio yang rusak. "Di utak-atik radio bekas itu bunyi kembali," kata Sumarni.

Setiap hari radio itu menemani Agus. Sampai akhirnya ada seorang ada warga yang memberi kabar kepada seorang Youtuber dan akhirnya dipertemukan dengan keluarganya kembali.

"Kemarin ada tiga mobil yang mengantarkan Agus pulang," kata dia.

Dia berharap Agus betah bersama keluarganya, dan bisa diobati penyakitnya.

Jumiran, pedagang pasar juga mengingat Agus yang setiap hari menemani ngobrol. Setiap hari Agus tidur di los pasar dengan kasur yang disediakan oleh pedagang.

Untuk pakaian, Agus sering mencuci di sumur sekitar pasar Kalurahan Timbulharjo. "Untuk pakaian dan barang-barang lainnya disimpan di Gudang belakang itu. Kalau tidur di los pasar sisi selatan," kata Jumiran.

"Agus itu kegemarannya jajan dan mendengarkan radio. Apa saja yang penting bunyi," kata dia.

Dia menduga kebiasaan meminum es teh dan makanan tidak terkontrol membuat Agus sering sakit saat menginjak dewasa. "Semoga saat bersama keluarga hidupnya bisa teratur dan sehat kembali," kata dia.

Sebelumnya, Amini (67) menangis haru menyambut kepulangan anak bungsunya, Agus (38), yang pergi meninggalkan rumah selama seperempat abad lantaran takut disunat.

Agus berkumpul kembali bersama keluarganya di Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah setelah 25 tahun pergi tanpa pamit. Agus pulang ke rumah dengan diantar sekitar 20 orang.

Mereka tak lain adalah orang yang merawat Agus di Pasar Kepek Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/01/27/101721678/25-tahun-rawat-agus-yang-kabur-karena-takut-disunat-begini-cerita

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke