Salin Artikel

Pemerintah DIY Minta EO Pesparawi Cicil Pembayaran ke Hotel

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta event organizer (EO) Pentas Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XIII di Yogyakarta untuk segera melunasi tanggungannya ke hotel, agar tidak sampai terjadi pemotongan gaji karyawan hotel.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, Pemerintah DIY meminta agar EO segera membayar tanggungan ke hotel-hotel yang belum dibayar.

"EO yang sudah nyaguhi (menyanggupi) membayar hotel-hotel segera dilunasi," kata dia, Selasa (24/1/2023).

Ia menambahkan pelunasan tidak harus secara langsung tetapi bisa dicicil agar para pelaku usaha hotel memiliki kepastian dan tidak sampai memotong gaji karyawan karena belum terbayarkan.

"Supaya beban hotel dan vendor tidak ada, kalau misalnya EO melunasi saya kira bisa dinego pihak hotel untuk dicicil supaya ada kepastian. kasian kalau sampai seperti itu (memotong gaji karyawan)," ujar dia.

Sementara itu Ketua PHRI DIY Deddy Prawono Eryono mengatakan, dirinya mendapatkan kabar terkait adanya hotek yang melakukan pemotongan gaji terhadap karyawannya yang hotel belum dilunasi pada event Pesparawi.

"Jadi ada informasi gaji karyawan itu dipotong terutama GM dan marketing oleh ownernya karena untuk mencicil tunggakan dari Pesparawi," ujarnya saat dihubungi, Senin (23/1/2023).

Menurut Deddy, sebelum adanya kabar pemotongan gaji, dirinya juga mendengar adanya penarikan mobil marketing dan GM yang dilakukan oleh pemilik hotel.

"Yang dulu pernah ada mobil GM, marketing, tapi setelah kita mediasi dengan para owner baru dikembalikan," ucapnya.

Ia meminta kepada manajemen hotel untuk segera bersurat dengan PHRI DIY jika melakukan pemotongan gaji karyawan, sampai saat ini PHRI DIY belum menerima surat resmi dari yang bersangkutan.

"Jadi hal ini saya kalau dulu ada surat resmi dari manajemen hotel untuk minta mediasi tapi untuk masalah yang potong gaji ini PHRI belum dapat surat tapi hanya mendengar suara itu," katanya.

Lanjut Deddy oleh sebba itu pihaknya akan segera melakukan penelusuran terhadap kabar yang beredar terkait dengan pemotongan gaji karyawan hotel yang belum dilunasi pada event pesparawi.

"Ini akan kita telusuri benar atau tidaknya, kalau toh kita benar, sebelum kita mediasi saya mohon pengertian para owner. Ini bukan kesalahan dari manajemen dari GM atau marketing tapi ini adalah suatu yang di luar dugaan kita," ucapnya.

Jika kabar ini benar, ia meminta kepada pemilik hotel agar mempertimbangkan solusi lainnya di luar pemotongan gaji karyawan.

Dalam waktu dekat, PHRI berencana mempertemukan berbagai pihak untuk mencari solusi lain.

"Jangan sampai masalah ini karyawan menjadi korban, ketidakpastian. Sebenarnya para owner itu kan butuh kepastian. Ini mau dibayar atau tidak," kata dia.

Deddy menyebut pembayaran juga tidak harus secara tunai tetapi juga bisa dicicil dengan kesepakatan waktu bersama-sama. Ia berharap permasalahan ini dapat diselesaikan dengan duduk bersama dan mencari solusi bersama.

"Kalau mau dibayar dicicil atau bagaimana. Intinya hanya itu, mau berapa tahun para owner asalkan ada kepastian itu tidak masalah, kata dia.

Belum adanya surat resmi dari hotel ke PHRI Deddy belum bisa menyampaikan ada berapa hotel yang melakukan pemotongan gaji terhadap karyawannya.

"Ya saya kan belum dapat surat. Belum tahu berapa hotel yang memotong gaji karyawan, itu kan berdasarkan jarene (katanya) kalau PHRI tidak bisa berdasarkan jarene, harus pakai surat," jelas Deddy.

Hingga saat ini menurut Deddy belum ada perkembangan yang jelas terkait pembayaran hotel pada event Pesparawi.

"Belum, belum, belum," kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/01/24/184418478/pemerintah-diy-minta-eo-pesparawi-cicil-pembayaran-ke-hotel

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke