Salin Artikel

Liga 2 Dihentikan, Pemain PSIM Yogyakarta Hidup dari Tabungan

Seperti yang dialami oleh pemain PSIM Yogyakarta Yudha Alkanza (24). Yudha memilih pulang ke daerah asalnya, yakni di Kabupaten Bantul.

Berhentinya Liga 2 membuat semua pemain tidak lagi melakukan latihan rutin, Yudha memilih untuk menyibukkan diri latihan secara mandiri di lapangan yang tak jauh dari rumahnya.

"Sekarang kesibukkannya hanya jaga kondisi, rumah saya di kampung dekat lapangan. Kalau kampung bertanding kadang-kadang ikut," ujar dia saat dihubungi, Rabu (18/1/2023).

Hal itu bertujuan agar fisik Yudha tidak mengalami penurunan dan tetap dalam kondisi prima jika sewaktu-waktu ada klub Liga 1 yang meliriknya.

Untuk kebutuhan sehari-hari, Yudha masih mengandalkan tabungan yang diterima dari gaji PSIM Yogyakarta walaupun dilakukan pemotongan. Menurut dia apapun keadaannya sekarang harus disyukuri.

"Alhamdulillah, tetap bersyukur walaupun ada potongan. Nek kabeh disyukuri enak (kalau semua disyukuri enak)," katanya.

Ia berharap liga dapat segera bergulir kembali. Sebab, banyak atlet sepak bola yang mengharapkan liga kembali digulirkan untuk memberian nafkah kepada keluarga.

Sepatu miliknya juga dijual pasca liga 2 dihentikan, karena tidak dipakai dalam waktu yang belum diketahui. "Sayang juga kalau enggak dipakai," kata dia.

Yudha bermain bola sejak kelas 3 SD ini bercita-cita bermain di Liga 1 Indonesia. Bermain untuk Macan Kemayoran menjadi mimpinya sejak dulu. Mimpinya bermain untuk Persija Jakarta kian terjal, lantaran liga dihentikan di tengah jalan.

"Cita-cita saya main di liga tertinggi Indonesia, Liga 1. Ingin di Persija Jakarta," ucap dia.

Ia berharap kopetisi liga di Indonesia dapat lebih baik lagi kedepannya, dihentikannya liga 2 membuatnya tak bisa berkata-kata.

"Semoga lebih baik lagi. Kalau seperti ini, Meduro Jakarta, aku wis gak iso berkata-kata," katanya.

Tak hanya pemain yang nasibnya tak jelas pasca dihentikannya Liga 2, CEO PSIM Yogyakarta Bima Sinung juga merasa keputusan penghentian Liga 2 mengecewakan.

"Keputusan Exco mengecewakan. Klub yang persiapannya serius kok dirugikan, sampai hari H keputusan Exco tim masih berlatih," kata dia.

Pasca kompetisi dihentikan pihak manajemen PSIM berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kewajibannya kepada para pemain yakni menggaji para pemain.

"Kewajiban ke pemain berusaha kita penuhi, tapi ya ujungnya apa. Kita sudah keluarkan dana miliaran, klub lain juga seperti itu. Keputusan terkesan mengakomodir klub yang sudah tidak mau lanjut," jelas dia.

Penghentian liga secara mendadak menurut dia dapat mempengaruhi kepercayaan sponso. Berhentinya Liga 2 berdampak pada tidak cairnya dana dari sponsor.

"Untuk musim depan mereka pasti mikir-mikir karena kepastian liga tidak terjamin bisa diberhentian sewaktu-waktu. Orang akan berpikir kalau mau kerjasama dengan kami," jelasnya.

Keputusan exco PSSI ini seakan-akan menghadapkan secara langsung antara manajemen dengan para pemain. Saat liga dihentikan otomatis klub tidak bisa melanjutkan kontrak pemain.

Dalam kontak pemain terdapat klausul, jika kompetisi berakhir maka kontrak juga berakhir.

"Liganya enggak ada memang posisi kita sulit. Kita minta pengertian pemain, sementara bagi pemain ini profesi mereka. Mereka bukan hanya hobi tapi jadi profesi," ucap Bima.

Manajemen PSIM Yogyakarta mencoba membantu agar pemain yang kontraknya berhenti pada Januari ini mendapatkan klub baru.

Mereka pun mencoba mencari klub yang berkompetisi di Liga 1 mengingat kompetisi di liga teratas masih berjalan sampai sekarang. Tetapi tidak semua pemain bisa mendapatkan kesempatan itu.

"Enggak bisa semua ditambah lagi sekarang Liga 1 tidak ada degradasi. Klub-klub pasti berpikir ngapain beli pemain baru," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/01/18/131242678/liga-2-dihentikan-pemain-psim-yogyakarta-hidup-dari-tabungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke