Salin Artikel

Dekat Lokasi Pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen, Warga Sleman Keluhkan Dinding Rumah Retak dan Air Sumur Keruh

Dukuh Pundong III Pekik Basuki mengatakan ada warga yang melaporkan bangunan rumahnya retak dampak dari pengerjaan pembangunan tol.

"Kemarin ada dua warga yang laporan ke saya. Tapi saat ada pengerjaan terus ditegur, mas jangan dilanjut dulu, itu juga berhenti. Mungkin kalau dilanjut bisa retak lagi," katanya saat dihubungi, Senin (16/01/2023).

Pekik menyampaikan saat pengerjaan konstruksi tol biasanya menimbulkan getaran. Sehingga getaran itulah yang menyebabkan rumah warga di Pundong III yang dekat dengan lokasi pembangunan mengalami retak.

"Saat dikerjakan biasanya ada getaran-getaran itu yang bisa menimbulkan retak rumah yang di dekatnya pembangunan itu. (Rumah yang terdampak) Deket, nggak ada 50 meter, hanya sampingnya pembangunan itu," tuturnya.

Pekik mengungkapkan rumah warga yang dinding rumahnya retak tidak hanya di Pundong III. Menurutnya, hal ini juga dialami warga di Jembangan, Tirtoadi, Mlati, Sleman. Dari informasi yang diperolehnya, ada tujuh rumah di Jembangan yang retak.

Pekik menuturkan, di wilahnya Pundong III selain bangunan rumah retak, ada sumur warga yang keruh. Sumur warga yang keruh ini karena rembesan dari tanah urug tol saat hujan turun.

Padahal sebelum ada pembangunan Tol Yogya-Bawen, pada saat hujan, air sumur warga tetep jernih.

"Kemudian kalau pas hujan, itu kan ada tanah urug, itu juga mengganggu lingkungan karena kan airnya keruh banget sampai di halaman warga. Airnya itu mrembes, ditanah sehingga masuk di sumur," tegasnya.

Pekik mengaku memang belum melaporkan dampak yang dialami warga terkait pembangunan tol ke pihak terkait. Warga hanya melaporkan kepada para pekerja pengerjaan tol.

"Belum (lapor). Itu hanya dilaporkan ke pekerja di situ, kalau ada getaran dan retakan, baru disetop. Pokoknya jangan dilanjut dulu," bebernya.

Saat ini sepengetahuan Pekik, di wilayahnya sedang pengerjaan box underpass. Sedangkan yang di Jembangan masih pengerjaan tiang pancang.

"Yang dikerjakan jalan trowongan box underpass. Yang dijembangan masih ngebur tiang pancang, masih berjalan," ucapnya.

Menurut Pekik, para dukuh pernah dimintai data warga-warga yang berada disekitar pembangunan tol. Dirinya juga telah menyerahkan data tersebut.

"Itu data yang Pundong III ada 30 an rumah, karena dihitung 50 meter dari tepi kanan kiri yang dikerjakan," urainya.

Data tersebut, imbuh Pekik untuk kompensasi warga yang terdampak dari pengerjaan tol.

"Untuk kompensasi belum ada sampai saat ini. Padahal dukuh-dukuh itu pernah di dimintai data. Kami juga sudah mendata. Tapi sudah sekian lama belum ada realisasi. Sudah lama banget itu mendatanya, iya kompensasi untuk dampak pengerjaan," tandasnya.

Pekik menyampaikan warga berharap dari pihak terkait merealisasikan terkait kompensasi untuk warga yang terdampak pengerjaan jalan tol. Sebab memang, dampaknya cukup dirasakan warga, mulai dari dinding bangunan retak sampai sumur yang keruh.

"Kalau warga memang sejak awal karena juga ada janji ada kompensasi bangunan yang mungkin ada kerusakan, ada gangguan sosial, mungkin juga gangguan kesehatan, karena ada janji ya harapan masyarakat ya direalisasikan," tegasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/01/16/192206778/dekat-lokasi-pembangunan-tol-yogyakarta-bawen-warga-sleman-keluhkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke