Salin Artikel

Pembangunan Jalan Tol Kulon Progo Berdampak pada 3.335 Bidang Tanah

KULON PROGO, KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (DPTR) DIY mengungkapkan, sebanyak 3.335 bidang tanah akan terkena dampak dari pembangunan jalan tol di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tanah terkena dampak itu bagian dari pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo yang sudah mulai digarap saat ini.

Ribuan tapak tanah itu berada di 18 kalurahan dari enam kapanewon (kecamatan).

Hal ini terungkap dalam sosialisasi rencana pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo di komplek Pemerintahan Kabupaten Kulon Progo.

“Ini menjadi lokasi terdampak. Dari mana lokasinya? Mari lihat trasenya. Pentahapannya panjang, melalui masukan dan penyempurnaan,” kata Krido Suprayitno, Kepala DPTR DIY, Senin (17/10/2022).

Daerah yang dilintasi berada di Kapanewon Sentolo, Nanggulan, Pengasih, Wates, Kokap dan Temon. Desa-desa itu adalah Banguncipto dan Kaliagung yang berada di Sentolo. Kemudian di Kapanewon Nanggulan ada Kalurahan Donomulyo, sedangkan Kapanewon Pengasih melewati Kalurahan Pengasih, Karangsari dan Sendangsari. Jalan tol juga akan melintas Kelurahan Wates di kecamatan Wates.

Di Temon, jalan tol akan lewat Kulur, Kaligintung, Temon Wetan, Temon Kulon, Karangwuluh, Sindutan, Kebonrejo dan Janten. Sedangkan di Kapanewon Kokap terdapat kalurahan Hargorejo dan Hargomulyo.

Lahan tol di wilayah Kulon Progo itu akan menempati luasan 3.443.166 meter persegi.

Pemerintah mengawali dengan sosialisasi rencana pembangunan jalan tol di hadapan beberapa Kepala OPD, panewu (camat) dan lurah (kepala desa) yang dilintasi maupun yang terkait jalan tol.

Jalan tol yang terbentang di Kulon Progo dibangun dari Sentolo hingga Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA). Jalan tol bakal dilengkapi tiga exit tol, yakni di Sentolo, Wates dan Temon.

Pembangunan tol di Kulon Progo berada dalam seksi tiga Yogyakarta - Kulon Progo dengan panjang 38,75 kilometer. Pada seksi itu, tol melewati tiga kabupaten yang terdiri 11 kapanewon dan 30 Kalurahan.

Dalam sosialisasi, pemerintah menjadwalkan pengadaan lahan berlangsung antara kwartal pertama 2023 hingga pertengahan 2024. Bersamaan dengan itu, konstruksi dimulai pada kuartal IV 2023 hingga kuartal III 2025.

General Manager Lahan dan Utilitas dari PT Jogja Solo Marga Makmur, Muhammad Amin mengungkapkan, tol dibangun secara at grade atau di atas tanah. Seksi tiga ini tahap kedua pembangunan.

Amin mengungkapkan, pembangunan seksi tiga didahulukan  untuk membantu memaksimalkan potensi Bandara YIA.

“Kita membantu meningkatan kapasitas AP I, maksimalnya dari bandara,” kata Amin.

Rencananya, konstruksi dimulai pada kuartal IV 2023 hingga kuartal III 2025 dan bisa beroperasi. Jalan tol memiliki lebar lajur 3,6 meter, lebar bahu luar dan dalam masing-masing 3 meter dan 1,5 meter serta lebar median 5,5 meter.

“Setelah memperoleh sertifikat layak operasi sekitar tiga bulan jadwalnya baru operasional,” kata Amin.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Sekretariat Daerah Kulon Progo, Bambang Tri Budi Harsono mengungkap, seiring operasional penuh Bandara YIA dan peningkatan frekuensi penerbangan, maka perlu penataan akses transportasi secara bertahap.

Setelah terwujud transportasi KA Bandara, peningkatan jalan nasional, selanjutnya jalan lintas selatan. Kini, sebentar lagi bertambah dengan jalan tol.

"Aktivitas ekonomi dan transaksi ekonomi maka peran akses transportasi. Dalam rangka mobilitas dari barang, hewan dan utamanya mobilitas dari orang-orangnya,” kata Bambang.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/10/17/203352178/pembangunan-jalan-tol-kulon-progo-berdampak-pada-3335-bidang-tanah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke