Salin Artikel

Seluas 554 Hektar Sawah di Sleman Terdampak Ditutupnya Selokan Mataram

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono mengatakan, bangunan Selokan Mataram sudah cukup tua sehingga perlu segera diperbaiki.

Sebab, jika terlambat maka akan memperparah titik-titik bocor dan banjir. Di dalam proses perbaikan dan pembenahan, saat ini aliran Selokan Mataram dimatikan selama tiga bulan.

"Beberapa bulan sebelum dilakukan pematian Selokan Mataram, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan sudah melakukan sosialisasi pada petani atau Poktan yang akan kena dampaknya sehingga mereka menjadi lebih siap menghadapi risiko tersebut," ujar Suparmono dalam keterangan tertulis, Selasa (13/9/2022).

Suparmono mengatakan, adanya perbaikan Selokan Mataram tentu akan berpengaruh dalam pada kegiatan usaha tani tanaman pangan, hortikultura, peternakan, ataupun perkebunan.

Sebab, kegiatan budidaya pertanian baik dalam pengembangan tanaman pangan, hortikultura, peternakan, ataupun perkebunan, ketersediaan air merupakan faktor yang sangat strategis.

Dari data Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman terdapat lahan pertanian yang terdampak. Selain itu, juga kolam ikan, ternak sapi dan kambing.

"Lahan sawah yang terkena dampak akibat dimatikannya Selokan Mataram total ada 544 ha, kolam ikan ada 230.120 m2, ternak sapi ada 55 ekor dan ternak domba 33 ekor," tuturnya.

Total 554 hektar itu tersebar di delapan kapanewon di Kabupaten Sleman. Dari total jumlah tersebut, wilayah yang paling luas terdampak ada di Tirtomartani, Kapanewon Kalasan. Lahan pertanian di Tirtomartani yang terdampak seluas 123 hektar.

"Dari jumlah 544 ha tersebut yang bero (tidak ditanami) ada 293 ha dan 251 ha yang di ada di Purwomartani, Tirtomartani, dan Tamanmartani Kapanewon Kalasan ditanami palawija umur sekitar 1-2 bulan," ucapnya.

Sedangkan data kolam perikanan yang terdampak terluas ada di Sidomoyo, Kapanewon Godean, yakni 106.800 m2 dengan jumlah kelompok ada sembilan.

Suparmono mengungkapkan, sebagian petani atau Poktan yang sudah siap menanam padi terpaksa menunda menanam padi. Mereka ada yang mengalihkan pada tanaman palawija dan hortikultura yang tidak terlalu banyak membutuhkan air.

Beberapa Poktan, lanjut Suparmono, ada yang sudah memiliki sumber air dan pompa air sehingga bisa mengantisipasi masalah ini. Namun, ada juga petani atau Poktan yang tetap membiarkan tanahnya menjadi bero atau tidak produktif.

"Untuk menanggulangi kekeringan apabila Selokan Mataram sewaktu-waktu diperbaiki atau rusak, perlu dipikirkan atau dipertimbangkan adanya embung dan sumur ladang. Sehingga, air tetap tersedia untuk mendukung aktivitas pertanian dan perikanan di Kabupaten Sleman," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/14/142458078/seluas-554-hektar-sawah-di-sleman-terdampak-ditutupnya-selokan-mataram

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke