Salin Artikel

Setelah Puluhan Tahun Beroperasi, Pelintasan Kereta di Kota Wates Ini Akan Ditutup

Semua kendaraan akan dialihkan melewati underpass di Jalan Kemiri III, Pedukuhan Kemiri, Kalurahan Margosari, Kapanewon Pengasih.

PT Kereta Api Indonesia Daop VI Yogyakarta memasang spanduk bertuliskan rencana penutupan di pintu kereta Teteg Wetan yang sudah ada sejak lama.

“Kenapa kami minta Pak Bupati (teteg) ini dilakukan penutupan, karena seiring perjalanan waktu frekuensi KA semakin lama mengarah pada kondisi normal,” kata Ririn Widiastuti, Deputy EVP Daop VI Yogyakarta, Selasa (13/9/2022).

Daop VI menyebut pelintasan sebidang itu JPL (Jalur Pelintasan Langsung) 685. Menurut Ririn, penutupan memang sudah waktunya mengingat pergerakan kereta api meningkat pesat.

Tercatat, terdapat 10 jumlah perjalanan KA setiap hari di awal 2020. Saat itu masih puncak pandemi Covid-19 di negeri ini. Perjalanan waktu, pergerakan kereta naik hingga jadi 116 jumlah perjalanan KA.

Jumlah ini mendekati catatan sebelum massa pandemi, yakni 140 perjalanan kereta. “Jadi tinggal sedikit lagi, kita sudah mengarah ke kondisi normal,” kata Ririn.

Frekuensi pergerakan kereta masih akan bertambah, terutama KA Bandara dari 24 perjalanan sehari akan mencapai 30 perjalanan di 2023. Belum lagi pada musim tertentu akan ada penambahan jadwal kereta, seperti di hari besar keagamaan.

“Target yang ditetapkan sebanyak 30 (perjalanan) tapi baru bisa mendeliver 24 perjalanan. Hal ini karena sarana belum memadai,” kata Ririn.

Selain itu, underpass di Jalan Kemiri III juga sudah beroperasi. Jalan di bawah jembatan KA itu terletak kurang 800 meter di sisi Timur Teteg Wetan. Pembangunan jalan dan underpass selesai pada 2021 lalu.

Dengan begitu, kendaraan bisa dialihkan lewat jalan tersebut.

“Itulah mengapa akhirnya kita akan audiensi ke bupati. Jika memungkinkan ini dilakukan penutupan, mengingat underpass Kemiri, sudah selesai pembangunan di 2021,” kata Ririn.

Bila KAI menilik peningkatan jumlah perjalanan kereta, Dinas Perhubungan Kulon Progo juga menilik kepadatan jalan raya yang melintasi Teteg lewat beberapa survei.

Survei menunjukkan terdapat 32.000 kendaraan melintasi Teteg Wetan antara 06.00-18.00. Sedangkan yang melintas di jalan baru underpass ada 17.000 kendaraan di waktu sama.

Dengan peningkatan jumlah kendaraan dan peningkatan pergerakan KA, potensi kemacetan semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan antrean di pintu kereta bisa semakin panjang.

“KA (melintas) meningkat maka pintu kereta tutup buka juga semakin sering, sehingga antrean makin banyak,” kata L Bowo Pristiyanto, Kepala Dinas Perhubungan Kulon Progo.

Teteg Wetan tempat pertemuan Jalan Perwakilan, Jalan Sugiman dan Jalan Diponegoro. Ketika tutup nanti, Jalan Sugiman dan Jalan Perwakilan akan terhubung lewat underpass di Jalan Kemiri III atau lewat pelintasan di sebelah Barat. Arus di semua jalan nanti berlangsung dengan dua arah.

“Pertimbangan pergerakan perekonomian. Kalau satu arah, sedikit ada efek (dampak), tapi kita berharap tidak terjadi sehingga Diponegoro kami bikin dua arah,” kata Bowo.

Sejumlah fasilitas jalan raya sudah terpasang menyambut operasional underpass. Fasilitas berupa penerangan jalan, rambu, hingga petunjuk jalan. Dishub masih mengusahakan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas atau APILL untuk persimpangan yang padat kendaraan.

“Rekomendasi teknis kami memang harus ada APILL, terutama di simpang tiga DPRD. Kita sudah komunikasikan. Tapi secara prinsip harus ada APILL di sana,” kata Bowo.

Penutupan Teteg Wetan diawali dengan sosialisasi, pemasangan spanduk, hingga uji coba arus kendaraan selama 3-5 hari mulai 20 Desember. Setelah itu, pelintasan sebidang rencananya permanen ditutup.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/14/064932678/setelah-puluhan-tahun-beroperasi-pelintasan-kereta-di-kota-wates-ini-akan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke