Salin Artikel

Keluarga: Banyak Luka di Tubuh Korban Tewas Akibat Dianiaya Anggota TNI di Salatiga

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Keluarga korban dugaan penganiayaan oleh anggota TNI di Salatiga, Jawa Tengah meminta kasusnya diusut tuntas.

Akibat penganiayaan itu, seorang korban meninggal dunia yakni Argo Wahyu Pamungkas (32), warga Dusun Bugen, Desa Geblog, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Selain itu, 4 warga sipil lainnya juga mengalami luka-luka hingga harus dirawat di Rumah Sakit Tentara (RST) Salatiga.

Kakak kandung almarhum Argo, Muhammad Wifa Raditya (Adit), mengatakan telah meminta bantuan LBH Temanggung untuk membantu mengawal kasus ini.

"Kami minta keadilan yang seadil-adilnya, dan transparansi proses hukum atas hilangnya nyawa adik kami, almarhum Argo," kata Adit, dihubungi melalui telepon, Rabu (7/9/2022).

Pihak keluarga sangat berduka, terlebih setelah melihat jenazah korban dan mendapati tubuh jenazah penuh luka akibat benturan benda tumpul.

"Kami dari sisi keluarga sempat membuka jenazah, dari wajah terlihat banyak luka benda tumpul. Jenazah itu sudah diotopsi, ada bekas jahitan di dada," ucap Adit.

Lebih lanjut Adit menceritakan, kronologi penganiayaan diawali dari kejadian senggolan antara motor yang dikendarai anggota Batalyon Infanteri 411 berinisial Pratu RW, dengan mobil pikap yang dikemudikan oleh korban Argo, Kamis (1/8/2022).

Setelah itu Pratu RW yang memboncengkan istrinya mengejar mobil pikap tersebut. Sampai di suatu lokasi, Pratu RW memukul kepala salah satu penumpang yang duduk di belakang mobil pikap.

"Kemudian Argo tanya, karena kan dia sopir, "Le, diapakke koe? (Diapakan kamu?), temannya itu jawab "Dikeplak, Mas". Ini sudah memicu. Setelah itu dia nyalip langsung menghalangi mobil. Argo dan anggota TNI sama-sama turun," imbuh Adit.

Saat itu juga keduanya terlibat perkelahian satu lawan satu. Sedangkan teman-teman Argo mencoba melerai perkelahian keduanya begitu melihat Argo jatuh tersungkur.

"Karena posisi adik saya jatuh, temen-temennya turun melerai. Saat itu direkam oleh istri anggota TNI itu lalu dikirim ke grup WA liting suaminya," ungkap Adit.

Tak berselang lama perkelahian selesai. Argo dan teman-temannya kembali melanjutkan perjalanan ke tempat kerja di pusat pertokoan untuk memasang neon box.

Sekitar pukul 15.30 WIB, tiba-tiba ada rombongan orang berseragam TNI mendatangi lokasi kerja korban. Mereka langsung memukuli korban dan teman-temannya yang sedang bekerja memasang neon box.

Menurut Adit, Argo dan 3 temannya kemudian dibawa oleh sekelompok TNI tersebut ke markas Batalyon Infanteri 411 Salatiga naik mobil pikap.

Tidak lama kemudian, sekelompok TNI datang lagi menjemput seorang teman Argo yang masih di lokasi. Adit mengatakan seluruh kejadian di pertokoan terekam di CCTV.

"Rombongan pertama datang tanpa negoisasi langsung ada tindakan kekerasan terhadap pekerja perbaikan neonbox. Empat orang dinaikin mobil pikap, termasuk Argo. Di mobil masih dipukul, dibawa ke markas Batalyon 411. Itu kan bisa dilihat di CCTV," jelas Adit.

"Rombongan kedua datang lagi menjemput satu orang lagi yang ketinggalan, namanya mas Ali Akbar di lokasi yang sama, di ruko. Jumlah rombongan lebih dari 10 orang," lanjut Adit.

Ketika itu pihak keluarga sudah mendapat informasi kejadian itu. Hingga akhirnya pihak Batalyon 411 Salatiga mengabarkan bahwa Argo dan teman-temannya telah dirawat di RST Salatiga.

"Paman kami yang ditelepon pihak kesatuan, kami langsung merapat ke RST. Argo kondisi kritis, lainnya juga luka parah. Ada tulang rusuk Argo yang rusak. Itu yang menjadi potensi sebab meninggalnya Argo," jelas Adit.

Adit menegaskan, pihak keluarga ingin kasus ini diungkap secara transparan.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan, 13 anggota Kostrad TNI sudah memenuhi bukti permulaan sebagai terduga pelaku pengeroyokan di Salatiga, Jawa Tengah.

Pengeroyokan oleh prajurit TNI itu membuat seorang warga sipil di Salatiga, tewas.

"Oh iya, proses. Ada 13 orang yang memenuhi bukti permulaan sebagai pelaku," beber Andika saat ditemui usai rapat bersama Komisi I DPR RI di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022).

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/07/135452078/keluarga-banyak-luka-di-tubuh-korban-tewas-akibat-dianiaya-anggota-tni-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke