Salin Artikel

Anak Pembuat Gula Merah di Bukit Menoreh Ini Pulang Bawa Medali Emas ASEAN Para Games, Warga Dusun Menyambutnya

Qonitah–Warining menumbangkan pasangan Thailand dengan 21-12, 23-21 dan 21-17 pada nomor ganda putri klasifikasi SL3-SU5.

Keberhasilan merebut emas menjadi kebanggaan Qonitah dan kampung halamannya di Pedukuhan (dusun) Soropati, Kalurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Qonitah, pulang berkalung medali emas, disambut warga dusun dan pemerintahan desa, Minggu (7/8/2022) sore.

“Banyak sekali tetangga yang datang menyambut, tidak hanya keluarga dan kerabat. Tapi juga perangkat desa dan perangkat pedukuhan, hingga karang taruna,” kata Sinta Arumfika, kakak dari Qonitah, Senin (8/8/2022).

Tiba di rumah, kedua orang tua, Taufik dan Rumini, adalah orang pertama yang dipeluk dan dicium. Mereka bertemu setelah hampir tiga bulan Qonitah jalani Pelatnas Para Games.

“Setelah lama tidak pulang berjuang di dunia olah raga, dan kami ikut bangga,” kata Setia.

Keluarga penderes

Qonitah anak penderes nira dan perajin gula kelapa di Soropati, Hargotirto. Ia penyandang disabilitas pada kedua kaki, sehingga langkah-langkah kakinya tidak lebar. Meski begitu, tubuh dari pinggang ke atas terlihat bugar dan lincah.

Qonitah mulai serius batminton mulai 2015. Pada tahun itu pula, ia sudah terjun ke berbagai kejuaraan yang diikuti atlet paralimpian.

Pemudi 20 tahun ini mempersembahkan emas bagi DIY di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) Papua. Setelah itu, ia dipanggil masuk Pelatnas ASEAN Para Games XI pada Maret 2022.

Qonitah menceritakan, bagaimana even internasional menekan mentalnya. Hati atlet muda ini berkecamuk, antara baru pertama kali terjun ke kancah internasional, beban membawa nama besar tuan rumah, bahkan keinginan besar untuk pulang bawa kebanggaan.

Demi pertandingan, ia berlatih bersama banyak atlet berprestasi internasional dan mendapat bimbingan pelatih baru. Ia juga menerima suntikan moral demi bisa kuat mental di helat internasional.

Alhasil, Qonitah bisa pulang bawa medali emas. “Saya sempat bertarung dengan diri sendiri,” kata Qonitah.

Ia mengingat perjalanan mewujudkan keberhasilan. Qonitah sebenarnya menyukai olahraga dan sudah jatuh hati pada voli bahkan sejak sekolah dasar. Sementara batminton hanya sesekali dicobanya.

Fisiknya yang baik, dilirik untuk turun ke bulutangkis. Setelah itu, ia latihan di Bantul, berangkat sendiri naik motor tanpa bantuan orang lain, berangkat dari rumahnya yang ada di bukit. Ia latihan enam hari dalam sepekan.

Di sela kesibukan berlatih, Qonitah sejatinya ingin sambil membantu kedua orangtuanya bekerja, termasuk di dapur gula merah. “Tapi tidak boleh, katanya terlalu panas di dalam sana," kata Qonitah.

Semua usaha akhirnya membuahkan hasil. Banyak bonus sudah diterima dari berbagai pertandingan.

Ia pakai uang bonus olahraga untuk membangun toko alat tulis, alat olahraga, alat pancing dan usaha sewa dekorasi.

“Daripada (bonus) untuk yang lain, maka digunakan untuk membuat toko. Tokonya mulai sekitar Februari–Maret 2022,” kata Setia.

Ketua DPRD Kulon Progo, Akhid Nuryati terlihat menyambut Qonitah saat tiba di Kulon Progo. Akhid mengingatkan pemerintah Kulon Progo agar memperhatikan sarana prasarana menunjang latihan para atlet ke depan.

Akhid mengungkap gembiranya atas prestasi itu. Dinilai membawa harum nama Kulon Progo, Qonitah diundang ke kantornya hadir pada Sidang Paripurna DPRD Kulon Progo. Di sana, dewan berniat memberi tali asih pada keberhasilan pebulutangkis ini.

“Khusus Mbak Qonitah akan kita undang di paripurna DPRD untuk kita beri tali asih sekadarnya sebagai apresiasi atas capaian prestasinya,” kata Akhid.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/08/08/133414578/anak-pembuat-gula-merah-di-bukit-menoreh-ini-pulang-bawa-medali-emas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke