Salin Artikel

Jamasan Pusaka di Puncak Suroloyo Kembali Menyedot Kehadiran Warga dari Berbagai Daerah

Salah satu yang membuat mereka berbondong ke sana adalah prosesi tradisi jamasan atau memandikan pusaka milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta.

Pusaka milik Keraton berupa tombak Kyai Manggala Murti dan songsong Kyai Makuta Dewa tersimpan di sana.

Kedua barang dimandikan warga di Sendang Kawidodaren. Sendang ini satu komplek dengan Puncak Suroloyo, sekitar setengah kilometer jauhnya. Puncak Suroloyo sendiri berada sekitar 60 menit berkendara dengan roda dua dari Wates, ibukota Kulon Progo.

Jamasan Pusaka merupakan tradisi warga sejak lama. Rutinitas membersihkan pusaka merupakan penghargaan dan penghormatan warga pada keraton.

Prosesinya berlangsung mulai pukul 10.00 WIB, Sabtu ini. Diawali dengan kirab kedua pusaka menuju sendang, kirab diikuti juru kunci, abdi dalem dan sesepuh warga setempat. Kirab juga membawa gunungan hasil bumi, seperti sayur mayur hingga kopi, hasil usaha masyarakat. Warga mengikutinya di belakang.

Sendang Kawidodaren jadi tempat memandikan tombak dan songsong itu. Sendang ini mata air abadi yang berada di bawah pohon beringin besar. Airnya bening dan sejuk.

Sendang telah ditata berupa kolam kecil dan berada dalam ruang sekitar 3x6 meter dengan dinding yang dibangun untuk melindungi lokasi itu.

“Pusaka dijamas di sendang merupakan pesan keraton. Dengan harapan untuk dijaga dan dirawat,” kata Kemat.

Kemat lalu memandikan kedua pusaka di pinggir kolam. Kemat didampingi beberapa pangrekso budoyo sebagai abdi dalem dari Keraton yang membantu prosesi. Mereka hati-hati menyiram pusaka dan membersihkannya.

“Kita melakukan pelepasan turub (penutupnya) baru penjamasan. Penjamasan itu adalah biar terjaga keasliannya, biar tidak rusak,” kata Kemat.

Selama ritual berlangsung, ratusan orang menunggu di luar pagar. Mereka memenuhi tangga hingga jalan-jalan.

Usai prosesi, warga berebut masuk ke ruang sendang. Ada yang mengambil air untuk mencuci muka, mencuci tangan, tidak sedikit menampung air jernih itu ke dalam botol untuk dibawa pulang.

Ritual tidak hanya menarik warga Keceme dan sekitarnya. Tidak sedikit warga dari luar kota datang ke sana.

Sudin (60) mengaku berasal dari kawasan Borobudur, Magelang, sekitar 30 kilometer jauhnya. Sudin bersama 10 tetangganya menyewa angkutan kota untuk datang ke Keceme. Mereka berharap mendapatkan air sendang dan rezeki di sana.

“Kami berharap memperoleh berkah dan kesembuhan,” kata Sudin.

Tradisi di kawasan Widodaren itu berlanjut dengan berebut gunungan atau ngalap berkah. Biasanya, acara ini berlangsung usai jamasan, didahului doa.

Warga agaknya tidak sabar. Mereka merengsek ke arah dua gunungan sebelum didoakan, langsung berebut mengambil hasil bumi.

Wartilah berniat memasak kacang panjang sebagai sayur, sedangkan jagung ditanam. Ia berharap jagung tumbuh dengan baik saatnya nanti.

“Airnya untuk kesembuhan dari gatal-gatal,” kata Wartilah.

Jamasan pusaka di Suroloyo ini salah satu tradisi 1 Suro. Tradisi serupa berlangsung di banyak tempat.

Kepala Bidang Adat, Tradisi Lembaga Budaya dan Seni dari Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayan) Kulon Progo, Wruhantoro mengungkapkan, tradisi menyambut tahun baru ini jamak di masyarakat Jawa.

“Yang masuk ke kami saja sangat banyak. Malam menjelang pergantian tahun saja ada tirakatan hingga wayangan di tengah warga. Jamasan pusaka juga banyak, salah satunya ada di Suroloyo ini,” kata Wruhantoro.

Tradisi masyarakat tetap lestari meski pandemi. Hanya saja, tradisi sempat berlangsung dalam sejumlah pembatasan, terutama terkait banyaknya peserta.

Kini, pemerintah melongarkan aktivitas masyarakat sehingga mulai banyak yang mendatangi berbagai gelar tradisi hingga obyek wisata.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/07/31/081029178/jamasan-pusaka-di-puncak-suroloyo-kembali-menyedot-kehadiran-warga-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke