Salin Artikel

Kunyit, Jahe hingga Sambal dan Kecap, Ramuan Tradisional Peternak Bantul untuk Lawan PMK

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Peternak di Bantul, DI Yogyakarta menggunakan cara tradisional untuk menjaga kebugaran pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK).

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih berharap vaksin PMK segera ada untuk menekan penularannya.

Salah seorang peternak di Segoroyoso, Kapanewon Pleret, Bantul, Suhadiyono menyampaikan dirinya bersama peternak lainnya memiliki jamu yang resepnya sudah didapatkan secara turun temurun.

Adapun ramuan itu di antaranya kunyit, temuireng, jahe yang diblender dan direbus.

Kemudian, dicampur gula aren juga direbus dan saat dingin ramuan itu diminumkan ke ternak.

Adapun untuk luka di bagian kuku diberikan batu gamping yang dibakar lalu dioleskan ke sela jari. Hal ini untuk mencegah lalat mendekat.

Suhardiyono mengatakan, untuk sapi  yang air liurnya keluar banyak dilakukan dengan sambal dan kecap diurut di lidahnya.

"Supaya lidah gerak, untuk menggerakkan lidah agar tidak diam," kata  Suhardiyono ditemui wartawan di Segoroyoso, Selasa (14/6/2022).

Dia mengatakan ada 43 ekor sapi ternaknya hampir semuanya mengalami gejala PMK.

Akibatnya, harga jual ternak turun sekitar 10 persen.

"Memang penyakitnya seperti Covid-19,cepat menular," kata dia.

Koordinator Pelayanan Veteriner BBVet Wates drh Indarto Sudarsono membenarkan 973 ternak di Bantul positif PMK secara klinis.

Dia menilai upaya dari peternak mengobati secara tradisional diperbolehkan sembari menunggu vaksin.

"Empon-empon untuk menambah tenaga dia seperti penambahan gula, diberi kunyit itu untuk menambah kekuatan tubuh," kata Indarto.

Namun demikian, apabila gejala yang dialami ternak semakin parah, agar peternak dan pedagang langsung menghubungi Puskeswan.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, kasus PMK seperti Pandemi Covid-19, karena hampir semua wilayah di Indonesia mengalaminya.

Dikatakannya, Kapanewon Pleret menjadi wilayah di Bantul paling parah karena 512 ternak dinyatakan PMK.

"Kapanewon Pleret yang merupakan sentra ternak ini juga terkena sekitar 512 kasus terkena PMK sehingga seluruh puskeswan di Kabupaten Bantul sudah kita instruksikan untuk turun ke bawah," kata Halim.

Politisi PKB ini mengatakan, dengan penanganan yang cepat diharapkan mampu menekan laju pertambahan penularan PMK.

Namun demikian, dia berharap adanya vaksin PMK.

"Karena sejak tahun 90-an bebas PMK maka industri vaksin itu kan tidak memproduksi. Karena namanya industri mesti ada pertimbangan ekonomi kan. Kalau nggak ada PMK ya nggak diproduksi. Tapi tiba-tiba tahun ini terjadi secara mendadak," kata Halim.

Menurut dia, yang terpenting saat ini para peternak sapi semakin menyadari dan semakin memahami kepada sapi-sapi yang terkena PMK.

Jika ada yang bergejala PMK untuk segera menghubungi puskeswan setempat. Bantul memiliki 10 puskeswan yang didukung dokter hewan.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/06/14/140117378/kunyit-jahe-hingga-sambal-dan-kecap-ramuan-tradisional-peternak-bantul

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke