Salin Artikel

Cerita Nurohman, Pria yang Kelola Puluhan Server di Berbagai Negara, Berawal Kenal dengan Orang Singapura

KOMPAS.com - Seorang pria di Kulon Progo, DI Yogyakarta, bernama Nurohman (33), bekerja pada perusahaan Singapura dengan mengelola puluhan server di berbagai negara.

Berkat kerja kerasnya itu, ia dapat membayar utang orangtuanya dan memperbaiki rumahnya.

Lalu bagaimana pria tersebut bisa bekerja di perusahaan Singapura hingga mengelola puluhan server di berbagai negara?

Nurohman mengatakan, awal dirinya bisa mengelola puluhan server berawal dari perkenalannya dengan orang Singapura berdarah Malaysia bernama Samuel pada tahun 2014 silam.

Saat itu, kata Nur, ia hanya bekerja sebagai freelance pada Samuel. Setelah pertemuan itu terus berlanjut pada berbagai proyek Internet of Things (IoT) di beberapa negara, terutama Singapura.

Kemudian, sambung Nur, ia dipercaya mengontrol kebutuhan perangkat keras dan lunak, memastikan semua perangkat terpasang. Semua pekerjaan itu dilakukan dari jauh. Ia mengendalikan secara remote.

Setelah itu, Nur kemudian bergabung dengan Samuel dalam perusahan Consap Pte Ltd dengan kantor pusat di Singapura. Usahanya terkait Internet of Things (IoT).


Pada perushaan itu, Nur mendapat posisi sebagai engineering maintenance di perusahaan itu. Kini, ia bekerja jarak jauh mengelola lebih 50 server di berbagai negara.

Perusahaan tempat Nur bekerja merupakan perusahaan IT yang fokus pada engineering robotik dan otomatisasi.

Perusahaan yang berkantor pusat di Singapura itu menangani IoT, di antaranya smart home, smart hotel, dan smart airport.

IoT merupakan jaringan antarperangkat dan peralatan yang terhubung satu dengan lain dan beroperasi secara otomatis tanpa campur tangan manusia secara langsung.

IoT memerlukan banyak data agar semua berjalan normal, seperti perubahan temperatur, suara, sentuhan, dan lain sebagainya. Data tersebut tersimpan pada cloud data center.

Sensor dalam perangkat IoT bisa mengenali semua data itu. Manusia mengontrol beberapa perangkat dari jarak jauh melalui koneksi internet sesuai kebutuhan manusia itu sendiri.

“Misal lampu ini bisa berubah warna tanpa sentuhan manusia. Kita memberi perintah maka lampu berubah warna. Data suara, data warna, banyak data lain itu tersimpan dalam server. Melalui koneksi internet maka bisa beroperasi,” kata Nur.


Bayar orangtua

Dari hasil kerjanya tersebut, Nur pun bisa membayar utang orangtuanya, Sanikem (56) di bank. Orangtuanya rela berutang ke bank dengan menjaminkan tanah dan rumah hanya demi mengungkap kematian adik Nurohman, yakni Nurohim pada 2014 silam.

"Sekitar Ro 60 juta. Tanah ini dijaminkan," kata anak pasangan Sunardi dan Sanikem ini.

"Sampai sekarang pun (utang itu) belum lunas," lanjutnya.

Perbaiki rumah

Tak hanya itu, dari hasil kerjanya di perusahaan Singapura itu, Nurohman juga dapat memperbaiki rumahnya.

Rumah yang tadinya suram karena berdinding gedhek atau anyaman bambu, kini berubah jadi rumah batako meski baru sebagian dan belum diplester dan cat.

Namun, sebagian rumah yang diperbaiki itu ada bantuan dari pemerintah bagi keluarga miskin lewat program BPSP dari Kementerian Pekerjaan Umum pada 2020.

“Uangnya ditambahi Nur. Kalau saya tidak mampu,” kata ibu Nurohman, Sanikem.

 

(Penulis : Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua | Editor : Khairina)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/06/14/131242978/cerita-nurohman-pria-yang-kelola-puluhan-server-di-berbagai-negara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke