Salin Artikel

Utang Rentenir Bunga Tinggi Jerat Warga 2 Padukuhan di Gunungkidul, Pemuda Patungan Membayar

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Jeratan rentenir di wilayah Padukuhan Warak dan Sawah, Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Tak hanya aset yang menipis, bahkan diduga kasus bunuh diri beberapa waktu lalu dipicu jeratan rentenir.

Tokoh Karang Taruna, Uga Hawadi mengatakan, pandemi yang sudah berlangsung sekitar 2 tahun ini menyebabkan warga terjerat hutang rentenir.

"Cuma mencari pinjaman untuk biaya hidup, satu tahun lancar, setelah dua tahun banyak kendala. Banyak warga kami khususnya Padukuhan Warak dan Sawah kami terjerat rentenir," kata Uga saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon Rabu (8/6/2022) petang.

Akibat jeratan rentenir yang sebagian berkedok koperasi ini, ada warga yang kehilangan aset, Uga mencontohkan ada warga yang memiliki tanah 100 meter persegi hanya tinggal 25 meter persegi.

Fenomena bunuh diri yang pernah terjadi belum lama di wilayah tersebut juga tersiar tak lepas dari perkara utang.

Sekalipun dia tahu, utang bukan faktor utamanya, namun punya andil sebagai pencetusnya.

"Yang kemarin sangat membuat kita prihatin adalah meski itu (rentenir) tidak 100 persen pemicunya tetapi berdasarkan keterangan di lapangan itu yang gantung diri di warak itu. Membuat kita prihatin dan mengambil tindakan," ucap dia.

Akhirnya, warga di dua padukuhan, Warak dan Sawah sepakat untuk melarang pinjaman harian masuk ke wilayahnya.

Hal itu bukan perkara mudah, karena dari pihak koperasi datang untuk menanyakan kejelasan angsuran warga.

"Kami pun berjanji tidak sebatas melarang, namun menyusun langkah juga guna menyelesaikan tanggungan warga," kata dia.

Menurut Uga, warga tergiur rentenir karena jaminan mudah dan uang langsung cair.

Adapun jaminan mulai dari KTP, Kartu Keluarga, hingga buku nikah.

Namun, mereka tidak berpikir bunganya cukup tinggi.

Dari 2 padukuhan itu, total ada 30 sampai 50 warga yang terjerat.

"Satu nasabah bisa punya pinjaman di 5 cabang tersebut (perusahaan koperasi pinjaman), karena dengan persyaratan mudah, jaminan mudah," kata dia.

Warga sepakat lunasi utang

Melihat fenomena memprihatinkan itu, pemuda berinisiatif membayar utang para nasabah ke debitur.

Lembaga masyarakat dan organisasi yang ada di Padukuhan Warak dan Sawah berkomitmen menyelesaikan dan memberantas praktik-praktik seperti ini, sebab bunganya terlalu besar dan memberatkan peminjamnya.

Uang yang didapat untuk melunasi utang para warga ini adalah hasil pengumpulan dari pemuda, uang kas lembaga serta uang kas dari organisasi kemanusiaan, hingga uang pengumpulan dari Pokdarwis Bulusari.

"Kemarin kami selesaikan bersama-sama dengan lurah dan pimpinan dari rentenir-rentenir ini dengan nominal Rp 34,7 juta dari beberapa warga," kata Uga.

Warga tidak bebas dari utang, tetapi mereka harus membayar kepada organisasi yang dikelola masyarakat tanpa bunga.

Selain itu, juga bebas mengangsur berapa pun uang yang dimiliki seminggu sekali. Uang itu nantinya digunakan membantu yang lain.

"Jadi ada hitungannya misal dia bekerja gajinya mingguan itu berapa kebutuhan sehari-hari dan sisa dari gaji itu yang dibayarkan ke kami untuk nyicil tanggungannya. Kami tidak ada bunga atau apa, ya sesuai dengan berapa uang yang dikeluarkan kemarin untuk pelunasan," kata dia.

"Warga nanti mengembalikan utang ke organisasi sosial, Lestari dan Cahaya Insani," ucap Uga.

Warga juga sepakat nantinya pemberi pinjaman dilarang masuk di dua Padukuhan Warak dan Sawah.

"Setelah lunas kami sudah buat perjanjian dengan koperasi-koperasi dan disepakati tidak beroperasi di Warak dan Sawahan," kata Uga yang juga Ketua Pokdarwis Bulusari ini

Lurah Girisekar, Sutarpan mengapresiasi inisiatif Karang Taruna, karena keberadaan koperasi yang beroperasi di wilayahnya mencekik dan memberatkan warga.

"Kemarin berjalan lancar proses pelunasannya. Kelompok pemuda dan pihak koperasi sudah punya kesepakatan," kata Sutarpan.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/06/09/113741878/utang-rentenir-bunga-tinggi-jerat-warga-2-padukuhan-di-gunungkidul-pemuda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke