Salin Artikel

Pro Kontra Kenaikan Harga Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750.000

KOMPAS.com - Bagi masyarakat yang ingin masuk area inti Borobudur harus mengeluarkan uang lebih dalam. Sebab, tiket masuk ke wisata itu kini harganya Rp 750.000.

Kenaikkan harga tiket itu disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut mengatakan, kenaikkan harga tiket tidak hanya pada turis lokal saja, tetapi juga bagi turis asing.

Selain menaikkan harga tiket, pemerintah juga membatasi pengunjung yang naik ke Candi Borobudur yakhi hanya 1.200 orang per hari.

Pembatasan ini dilakukan sebagai upaya konservasi Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia.

Setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga tiket ini, menuai pro kontra dari sejumlah pihak.

Bahkan, Kepala Dinas Pariwisata Singgih Raharjo mengatakan, dengan adanya tiket baru yang diberlakukan, dapat memegaruhi jumlah wisatawan yang datang ke DIY.

"Tentu kalau dampak terhadap kunjungan wisatawan ke Yogya menurut prediksi kami pasti ada. Karena kalau dari sisi daya tarik utamanya yang ada di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur itu kan Borobudur itu sendiri walaupun bisa berbagi menjadi Prambanan, Keraton sebagai penyangga DPSP Borobudur itu sendiri," kata Singgih saat dihubungi, Senin (6/6/2022).

Hal senada dikatakan salah satu pedagang asongan kacamata di kompleks Candi Borobudur, Rokhani yang mengaku kenaikan itu terlalu tinggi dan akan berdampak terhadap penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur.

"Itu kan terlalu mahal dan kami merasa keberatan," keluh perempuan berusia 44 tahun tersebut.


Ia pun meminta kepada pemerintah untuk membatalkan rencana tersebut. Pasalnya, saat ini kondisi kunjungan wisatawan Candi Borobudur sudah mulai normal setelah dua tahun terpuruk karena pandemi.

"Ini baru mau bangkit ekonomi para pedagang kecil di Borobudur, terus nanti kalau naik tarifnya bakal sepi dan ekonomi melemah lagi. Dua tahun nggak ada pemasukan selama pandemi," kata dia.

Terlalu tinggi

Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Jawa Tengah juga sangat menyayangkan rencana penerapan tarif baru tiket naik kawasan Candi Borobudur.

Menurutnya, harga yang ditetapkan pemerintah cukup tinggi.

"Ini terlalu mahal kenaikannya," kata Penasihat Asita Jawa Tengah, Daryono, kepada wartawan di Solo, Fajar Sodiq, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Harga kenaikan tersebut, menurutnya, akan sangat memberatkan untuk para wisatawan lokal.

Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Sri Margana mengaku tidak sepakat dengan rencana pemberlakuan tiket naik ke Candi Borobudur Rp 750.000 bagi wisatawan domestik.

"Membatasi kunjungan dengan cara menaikkan tiket secara ugal-ugalan itu juga akal-akalan saja, mau melindungi obyeknya tetapi tidak mau berkurang penghasilannya," kata Sri dikutip dari BBC Indonesia edisi Sabtu (5/6/2022).


Namun, Sri sepakat bahwa, membatasi kunjungan untuk preservasi heritage yang sudah ribuan tahun umurnya itu baik.

Menurutnya, pembatasan pengunjung perlu dilakukan. Pasalnya, setiap tahun, jumlah wisatawan di Borobudur semakin berjubel di area yang terbatas, sehingga pengunjung tak dapat menikmati kunjungannya dengan nyaman.

Sri memberikan dua solusi terkait pembatasan kunjungan, alih-alih menaikkan harga tiket hingga ratusan ribu rupiah.

"Masih ada cara yang lebih bijak, yaitu dengan membatasi kuota kunjungan, khususnya bagi para pengunjung rombongan dengan melakukan reservasi lebih dulu," ungkapnya.

"Atau mengatur aliran pengunjung sedemikian rupa sehingga tidak merusak heritage. Misalnya membedakan tiket bagi mereka yang ingin naik ke candi atau hanya berkeliling di sekitar candi," sambungnya.

Hanya di fase awal

Pandangan berbeda soal tiket naik Candi Borobudur diutarakan Ketua Umum Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASSPI) Agus Pahlevi.


Agus menuturkan, dengan adanya tiket naik ini akan meningkatkan kualitas wisata di Candi Borobudur.

“Nantinya wisatawan akan dipandu oleh pemandu wisata. Jika sebelumnya kebanyakan pengunjung hanya datang untuk berfoto, kini mereka akan mendapat pengalaman yang maksimal dan berkualitas,” terangnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Saat disinggung harga tiket yang tinggi akan membuat wisatawan membatalkan niatnya untuk ke Candi Borobudur, Agus mengatakan, hal itu akan terjadi di fase awal saja.

“Di awal-awal, iya (pengunjung berkurang). Namun, ketika nanti kenyamanan ditingkatkan, fasilitas juga memenuhi, kami rasa jumlah kunjungan akan kembali normal,” ujarnya.

Agus juga berpandangan, dengan penerapan tiket naik ke Candi Borobudur, diharapkan dapat menjaga kelestarian cagar budaya itu.

“Candi Borobudur ini perlu perhatian khusus. Selama ini, terjadi ketidaksesuaian antara carrying capacity dengan jumlah pengunjung. Borobudur ini tiada duanya. Jika permasalahan tersebut tidak diatasi sekarang, berapa lama lagi kita bisa menikmati Borobudur? Saya rasa ini adalah cara untuk menghargai Candi Borobudur,” ungkapnya.

 

(Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor : Khairina, David Oliver Purba, Reza Kurniawan)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/06/07/051000478/pro-kontra-kenaikan-harga-tiket-naik-candi-borobudur-rp-750.000

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke