Salin Artikel

[POPULER YOGYAKARTA] Dubes Irlandia Kunjungi DIY | Harga Sapi di Gunungkidul Turun akibat Penyakit Mulut dan Kuku

KOMPAS.com - Duta Besar (Dubes) Irlandia untuk Indonesia Padraig Colm Francis berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (13/5/2022).

Dalam kunjungannya ini, Francis sempat bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Berita lainnya, harga sapi di Kabupaten Gunungkidul, DIY, turun akibat adanya penyakit mulut dan kuku (PMK).

Kali ini, harga sapi turun menjadi Rp 14,5 juta dari harga normal Rp 16 juta.

Berikut berita-berita yang populer di sub-rubrik Yogyakarta pada Jumat.

Dalam kunjungannya ke DIY, Dubes Irlandia untuk Indonesia Padraig Colm Francis bertemu dengan Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal DIY Agus Priyono mengatakan, dalam pertemuan tersebut, Francis sempat menyampaikan bahwa jumlah warga Indonesia yang belajar di Irlandia masih sedikit.

Oleh karena itu, terang Agus, Sri Sultan mengusulkan pemerintah Irlandia mengadakan pameran pendidikan di Yogyakarta, selain di Jakarta.

“Dan tadi dikatakan beliau (Duta Besar Irlandia) juga akan memberikan kuliah. Harapannya ke depan, tidak hanya memberikan kuliah saja, tapi juga bisa ada jalinan kerja sama antar akademisi perguruan tinggi di Yogyakarta dengan perguruan tinggi di Irlandia,” ujarnya, Jumat.

Francis menjelaskan, dengan memberikan kuliah kepada mahasiswa di Yogyakarta, diharapkan bisa memicu mahasiswa untuk mempelajari lebih jauh mengenai Irlandia.

Baca selengkapnya: Sri Sultan Bertemu Dubes Irlandia, Usulkan Sering Buat Pameran Pendidikan di Yogyakarta

Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak membuat harga sapi di Gunungkidul mengalami penururan.

Meski ada PMK, salah satu pedagang sapi, Sukamto, mengaku tak khawatir.

Ia menuturkan, penyakit ini sudah ada sejak lama dan diketahui oleh peternak hingga pedagang hewan.

"Kebanyakan sudah paham dan tahu juga cara menanganinya," ucapnya, Jumat.

Terkait dengan turunnya harga sapi akibat PMK, Sukamto merangkan bahwa kini sapi dijual seharga Rp 14,5 juta dari harga normal Rp 16 juta.

Baca selengkapnya: Harga Sapi Turun akibat PMK, Pedagang di Gunungkidul Tak Khawatir

Adanya kasus hepatitis akut di Indonesia, membuat Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman meminta sekolah lebih ketat mengawasi jajanan siswa.

Apalagi saat ini Sleman telah menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana menuturkan, pihaknya akan membuat surat edaran kepada sekolah-sekolah agar mengawasi ketat makanan yang dijual di kantin.

Menurut Ery, langkah ini diambil sebagai pencegahan dan upaya melindungi para siswa dari hepatitis akut.

"Karena ada kasus hepatitis akut itu, kita minta jajanan makanan betul-betul diawasi. Syukur kalau nanti sekolah bisa mengimbau orang tua memberikan bekal, anak-anaknya tidak usah jajan. Pola hidup bersih dan sehat harus dijaga ketat dengan prokes itu tadi," ungkapnya, Jumat.

Baca selengkapnya: Cegah Hepatitis Selama PTM 100 Persen, Dinas Pendidikan Sleman Minta Jajanan di Sekolah Diawasi Ketat

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo; Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono; Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Robertus Belarminus, Dita Angga Rusiana)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/05/14/052000678/-populer-yogyakarta-dubes-irlandia-kunjungi-diy-harga-sapi-di-gunungkidul

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke