Salin Artikel

Pameran Mahasiswa ISI Yogyakarta: Refleksi Kondisi Bumi Sebelum Pandemi hingga Endemi

Seperti diketahui selama empat tahun ini terjadi banyak peristiwa di bumi. Misalkan pandemi Covid-19 hingga kerusakan alam yang terus terjadi.

Kurator pada pameran ini, Gisel menyampaikan bahwa pameran ini sekaligus untuk merayakan perubahan pandemi menuju endemi. Menurutnya, kondisi endemi diharapkan membuat aktivitas masyarakat kembali normal.

"Ini merupakan napak tilas apa aja kejadian setengah windu itu. Seperti pra pandemi, seperti kerusakan lingkungan," kata dia, ditemui di Bentara Budaya, Kota Yogyakarta, Kamis (12/5/2022).

Gisel menambahkan dalam menggelar pameran dalam masa transisi ini terdapat berbagai kesulitan yang dihadapi. Salah satunya adalah masih terbatasnya mobilitas masyarakat. Dia mengatakan masyarakat masih takut keluar rumah dan harus terus menerapkan protokol kesehatan.

"Keluar harus pakai masker, lalu juga merasa apakah orang-orang lain itu aman bebas Covid. Makanya, kita sediakan peduli lindungi untuk melacak dan meyakinkan," ujar dia.

Kurator seni lainnya Luna menjabarkan pada pameran kali ini menunjukkan beberapa kejadian seperti pra pandemi, era pandemi, dan harapan bumi pasca pandemi.

"Kenapa kita ambil kondisi bumi empat tahun? Karena sejak 2019 belum ada Covid tetapi ada masalah lingkungan seperti banjir, polusi udara, pemanasan global, krisis lingkungan. Itu banyak banget terjadi. Mulai masuk 2020 Indonesia masuk era pandemi sampai 2021," kata dia.

Dia menambahkan pandemi Covid sangat berpengaruh pada kondisi manusia dan bumi.

"Bumi itu rumah manusia. Jadi di dalam bumi kita juga angkat masalah sosial. 2022 ini sudah banyak kegiatan tatap muka, kita jadikan harapan kedepannya," kata dia.

Pameran Seni Rupa “Kabar Bumi Setengah Windu” merupakan bentuk refleksi manusia atas perubahan bumi yang belum banyak disadari oleh masyarakat luas. Pameran ini menampilkan topik keadaan bumi pada pra-pandemi, era-pandemi serta harapan untuk bumi pasca-pandemi.

Terdapat 8 perupa yang ikut berpartisipasi dalam pameran yang berslogan "From Art To Earth Through A Heart". Di antaranya adalah Diah Yulianti, Kurt Hoesli, Alif Edi Irawan, Muhammad Fauzan, Denny Syaiful Anwar, Ilham Karim, Rifkki Arrofik, dan Muhammad Shodiq.

Para perupa mencoba menampilkan gagasan perubahan alam dan budaya manusia melalui 15 lukisan serta 2 instalasi. 

Pameran ini diharapkan mampu merefleksikan kehidupan manusia bersama makhluk lainnya. Selain itu, pameran yang menjadi bagian dari Hari Bumi ini. Bumi hanya satu dan harus dijaga serta diselamatkan. Manusia sebagai poros kehidupan di bumi, wajib berperan untuk merawat bumi melalui hati, intuisi dan pemikiran kritis. 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/05/13/192251778/pameran-mahasiswa-isi-yogyakarta-refleksi-kondisi-bumi-sebelum-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke