Salin Artikel

Buntut TPST Piyungan Ditutup, Pemkab Bantul Alokasikan Rp 23 Miliar untuk Atasi Sampah

Dengan ditutupnya TPST Piyungan, maka sampah yang berasal dari Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta tidak bisa tersalurkan.

Untuk mengurangi beban Piyungan tersebut, maka Bantul menggulirkan program Bantul Bersih dari Sampah Tahun 2025 (Bersama).

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih memaparkan, program Bantul Bersama merupakan program dengan tujuan sampah habis atau bersih di tingkat desa dengan cara pemilahan sampah Reduce, Reuse, dan Recycle (3R).

Ditemui Kompas.com di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Abdul Halim menuturkan kabupatennya merupakan penyetor sampah paling sedikit ke Piyungan karena program Bersama tersebut.

"Kita proyeksikan sampah itu habis di tingkat desa. Jadi tidak perlu disetor ke piyungan karena sampah selesai di desa dengan sistem pemilahan dengan sistem 3 R. Reduce, reuse, dan recycle," jelas Halim, Selasa (10/5/2022).

Halim mengungkapkan dengan model pemilahan 3 R sampah memiliki nilai ekonomi sendiri. Misalnya sampah plastik jika dipilah dapat didaur ulang, sampah sisa makanan dapat digunakan sebagai makanan maggot.

"Yang plastik dikumpulkan sendiri nanti itu sudah ada yang menampung dan membeli, itu direcycle lagi. Sisa makanan kumpulkan nanti kita jadikan pakan maggot, maggot sumber protein tinggi bagi ternak. Kalau pemilahan ini dilakukan tidak diperlukan lagi tempat penampungan. Karena selesai di kelurahan," jelasnya.

Untuk menjalankan ini Pemkab Bantul menggelontorkan anggaran kurang lebih Rp 23 miliar untuk mengatasi masalah sampah di Kabupaten Bantul.

"Bantul bersama ini kita biayai tidak tanggung-tanggung, kebagian sekitar Rp 46,5 miliar kira-kira setengah dari itu atau Rp 23 milyar kita biayai sampah selesai di kelurahan," katanya.

Menurut Halim, ada dua cara untuk mengatasi sampah. Pertama adalah dengan cara pemilahan, kedua dengan teknologi yang tinggi yaitu dengan cara dibakar dan dijadikan pembangkit listrik.

"Tidak ada cara lain selain pemilahan atau menggunakan sekalian pakai teknologi tinggi bakar semua jadi pembangkit listrik. Pilihannya dua pakai teknologi atau pemilahan," pungkas dia.

Sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X siap bertemu dengan warga yang menutup Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, yang ditutup sejak Sabtu (7/5/2022).

"Ya nanti kita usahakan untuk bisa punya waktu," kata Sultan ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (10/5/2022).

Sultan mengungkapkan saat ini Pemerintah DIY sedang fokus untuk memperluas area TPST Piyungan karena lokasi sekarang sudah penuh. Namun, permasalahannya menurut Sultan sekarang Pemerintah DIY memiliki kendala teknis.

"Problem teknis antara penuhnya sampah di sana (Piyungan) sama hasil studinya yang dilakukan Bapenas dan pembiayaan infrastruktur BUMN ya kan perlu waktu lebih panjang jika dibandingkan dengan kebak e (penuhnya) sampah disana," kata dia.

Sambung Sultan dengan kondisi seperti itu maka dibutuhkan dialog antara pemerintah dengan warga di sekitar TPST Piyungan untuk mengatasi permasalahannya.

"Kita minta dilakukan dialog bagaimana atasi (sampah) sementara," ucap dia.

Sultan menegaskan secara prinsipnya lokasi lama TPST Piyungan akan ditutup dan dijadikan sebagai kawasan terbuka hijau, dan lokasi tempat pembuangan sampah akan dipindah ke lokasi baru.

"Prinsip yang lama tutup jadikan tempat terbuka hijau sehingga tempat baru yang disebelahnya itu kita kembangkan tapi ya tadi hasil penelitian bapenas sama badan pengembangan infrastruktur waktunya lebih panjang," ujar dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/05/10/181032378/buntut-tpst-piyungan-ditutup-pemkab-bantul-alokasikan-rp-23-miliar-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke