Salin Artikel

Mengaku Dihipnotis Lewat Telepon, Driver Ojol Kehilangan Rp 65 Juta, Ahli: Beri Ruang untuk Kesadaran

KOMPAS.com - Seorang driver ojek online (ojol) di Semarang, Jawa Tengah, kehilangan uang di tabungan sebesar Rp 65 juta usai menerima telepon dari nomor tak dikenal.

Driver ojol yang bernama Irwanuari Kiswanto itu mengaku tak sadar saat memberikan kode one time password (OTP) ke orang yang menelepon dirinya.

Saat itu, kata Irwan, sapaan akrabnya, penelepon mengaku dari bank dan hendak menjelaskan soal undian berhadiah. Lalu Irwan mengaku dikirimi link dan diminta untuk diklik

UPDATE : Kompas.com menggalang bantuan untuk kisah driver ojol bernasib naas ini. Uluran tangan Anda akan meringankan beban yang ia derita, dengan cara berdonasi klik di sini.

"Akhirnya, saya klik link itu dan langsung terkoneksi ke akun mobile banking saya," paparnya.

"Setelah itu, saya memberikan kode one time password (OTP) kepada penelpon itu. Saya benar-benar tak sadar," imbuhnya.

Menurut pakar hipnoterapi asal Yogyakarta, Drs.R. Budi Sarwono, M.A, pelaku penipuan melalui telepon biasanya mencoba memainkan emosi korban.

Salah satunya memberi kabar baik soal hadiah atau menang undian atau kabar gembira lainnya.

Bisa juga, kata Budi, kabar yang memancing kesedihan korban, semisal anggota keluarga kecelakaan atau meninggal.


"Jika emosinya memuncak, otak akan menekan kelenjar kelenjar tertentu, dan tubuh memproduksi hormon-hormin tertentu yang mengakibatkan otak reptil aktif, dan neo cortex pasif," katanya kepada Kompas.com, Jumat (22/4/2022).

"Neo cortex adalah tumpuan logika. Maka kalau bagian ini off, maka individu tidak bisa berfikir jernih. Akhirnya pelaku bisa menuntun korban melakukan hal hal yang tidak masuk akal, seperti menguras rekeningnya sendiri dan ditransfer ke rekening penipu," tambahnya.

Budi pun menyarankan, masyarakat untuk tidak terpancing emosi dan tetap mebuka ruang bagi kesadaran dan pikiran kritis.

"Aja gumunan, aja gampangan, aja dumeh (jangan mudah heran, jangan mudah percaya, jangan sombong," pungkas pria yang mengajar di Program Studi Bimbingan dan Konseling di Universitas Sanata Dharma (USD) dan memberi pelatihan hipnoterapi di Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Polda Sumatera Utara. 

UPDATE : Kompas.com menggalang bantuan untuk kisah driver ojol bernasib naas ini. Uluran tangan Anda akan meringankan beban yang ia derita, dengan cara berdonasi klik di sini.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/04/22/183053678/mengaku-dihipnotis-lewat-telepon-driver-ojol-kehilangan-rp-65-juta-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke