Salin Artikel

6 Fakta Klaten, "Kota Seribu Candi" yang Terletak antara Solo dan Yogyakarta

KOMPAS.com - Kabupaten Klaten terletak di Provinsi Jawa Tengah.

Ibu kota Kabupaten Klaten, yaitu Klaten atau Kota Klaten. Wilayah ini terletak di jalur utama Solo - Yogyakarta.

Kabupaten Klaten terdiri dari 26 kecamatan.

Wilayah Kabupaten Klaten berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur, Kabupaten Gunung Kidul di sebelah selatan, dan Kabupaten Sleman di sebelah barat.

Berikut beberapa fakta Kabupaten Klaten:

1. Sejarah Klaten

Ada dua versi untuk menjelaskan mengenai asal-usul Klaten.

Pertama, Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Pada perjalanannya kata kelati mengalami perubahan fonem menjadi Klaten.

Buah bibir yang dimaksud adalah mengacu pada fakta bahwa Klaten merupakan daerah yang sangat subur sehingga menjadi buah bibir.

Versi kedua, nama Klaten berasal dari kata melati. Kata melati lebih sering diucapkan mlati dan akhirnya berubah menjadi klati.

Lantaran kata klati sulit diucapkan, maka masyarakat setempat lebih mudah menyebut kata Klaten.

Dalam buku berjudul Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala Setda Kabupaten Dati II Klaten tahun 1992/1993, kata Melati merujuk pada nama Kyai Melati Sekolekan.

Pada sekitar tahun 560- an, Kyai Melati sampai pada suatu tempat yang masih berupa hutan belantara dan menetap di sana.

Lambat laun, area hutan tersebut dibuka untuk tempat tinggal orang-orang. Area hutan ini lah yang kemudian disebut Klaten.

Sedangkan, tempat tinggal Kyai Melati disebut Sekolekan yang diambil dari nama panjang Kyai Melati. Lalu, Sekolekan berkembang menjadi Sekalekan. Di dusun Sekalekan ini, Kyai Melati dimakamkan.

Kisah mengenai Kyai Melati menjadi cerita dari generasi ke generasi. Kyai Melati dikenal sebagai sosok yang berbudi luhur dan sakti.

Masyarakat mempercayai bahwa berkat kesaktian Kyai Melati daerah Klaten di masa lalu terhindar dari sasaran perambok.

Walaupun begitu, hingga saat ini belum ada yang mengetahui secara persis tentang latar belakang berdirinya Klaten.

Sampai saat ini, kegiatan peringatan Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kabupaten Klaten yang berdasarkan pada terbentuknya pemerintah otonom tahun 1950.

Berdirinya benteng atau loji Klaten di masa pemerintahan Sunan Paku Buwana IV mempunyai arti penting dalam sejarah Klaten, terutama dalam penentuan Hari Jadi Kabupaten Klaten yang diperingati sampai sekarang.

Peletakkan batu pertama dalam pendirian benteng dimulai pada hari Sabtu kliwon, 12 robbiulakir, Alit 1731 atau Rupa Mantri Swaraning Jalak atau 28 Juli 1804. Sumber sejarah terkait hal tersebut ditemukan dalam Babad Bedhaning Ngayogyakarata dan Geger Sapehi.

Berdasarkan catatan sejarah tersebut, pemerintah Kabupaten Klaten melalui Peraturan Daerah nomor 12 Tahun 2007 menetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Klaten yang diperingati setiap tahun, yaitu pada tanggal 28 Juli.

2.  Produk Unggulan Klaten

Tujuh produk unggulan Kabupaten Klaten yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, adalah batik, lurik, konveksi, tembakau asepan dan rajangan, mebel, keramik, dan logam.

Penetapan produk unggulan berdasarkan Keputusan Bupati Klaten bernomor 050/84 Tahun 2016.

Produk unggulan sebagai upaya Kabupaten Klaten maju, mandiri, dan berdaya saing.

Produk-produk tersebut tersebar di sejumlah wilayah, yaitu:

  • Batik berada di Kecamatan Bayat, Kalikotes, dan Kemalang.
  • Lurik berada di Kecamatan Cawas, Bayat, Trucuk, Pedan, dan Karangdowo.
  • Konveksi berada di Kecamatan Wedi, Pedon, Ngawen, Ceper, dan Klaten Selatan.
  • Tembakau asepan dan rajangan berada di Kecamatan Trucuk, Wedi, Gantiwarno, Kebonarum, Jagonalan, Ngawen, Ceper, Pedan, Karanganom, dan Jatinom.
  • Mebel berada di Kecamatan Trucuk, Cawas, dan Juwiring.
  • Keramik berada di Kecamatan Wedi dan Bayat.
  • Logam berada di Kecamatan Ceper. 

3. Banyak Situs Tersebar di Kabupaten Klaten

Banyak situs tersebar di Kabupaten Klaten yang merupakan peninggalan masa Kerajaan Hindu - Buddha.

Sebagian situs telah di data dan sebagian lain masih dalam pendataan.

Beberapa diantaranya situs candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno di Desa Tibayan, Jatinom, Klaten.

Situs berada di tegalan milik penduduk. Kondisi situs tidak berbentuk dan batu-batunya berserakan.

Situs Pringgoloyo yang sering disebut Pringgolayan merupakan salah satu situs yang terdapat di Klaten.

Situs Pringgolayan merupakan sebutan untuk sebuah tempat yang merupakan dukuh atau kampung.

Sebutan itu berdasarkan temuan batu berbentuk setengah lingkaran yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar. Nama Pringgolayan dalam situs tersebut menyebut sebuah situs megalitik.

4. Wisata Kuliner Klaten

Klaten memiliki kuliner dengan cita rasa lokal yang menggugah selera

Rumah Makan Bu Mayar Cawas merupakan salah satu tempat makan di Klaten. Rumah makan ini memiliki hidangan khas berupa ayam goreng kampung yang disajikan bersama trancam dan oseng daun pepaya. Rumah makan terletak di Jalan Solo - Jogja, tepatnya di Ring Road Selatan sebelahh timur Rumah Sakit Islam.

Nasi Tumpang Lethok, sajian khas asal Klaten ini berisi nasi putih, sayuran, telur rebus, dan disiram kuah sambal yang terbuat dari tempe, cabai, santan, dan bumbu-bumbu. Nasi tumpang lethok banyak dijajakan di Klaten.

Jenang gempol merupakan salah satu menu sarapan di daerah Jawa. Menu makanan ini berupa jenang, mutiara, dan santan sebagai kuahnya. Salah satu penjual jenang gempol di Klaten terletak di depan Puskesmas Klaten Tengah, Desa Pandanrejo, Klaten Tengah.

5. Jalan Raya Jogja - Solo

Kabupaten Klaten dilintasi Jalan Raya Jogja-Solo yang membuat wilayah ini ramai dengan kendaraan menuju ke Yogyakarta atau Solo.

Jarak Klaten ke Yogya 39,4 km, sedangkan jarak Klaten ke Solo 38,3 km.

Jalur ini kerap terjadi kemacetan, terutama di musim lebaran maupun liburan. Terlebih, jalan tersebut juga merupakan akses menuju kawasan wisata Candi Prambanan.

6. Seribu Candi

Klaten merupakan wilayah yang banyak memiliki candi bercorak Hindu - Buddha, seperti Candi Untoroyono, Candi Merak, Candi Sojiwan, Candi Bubrah, Candi Plaosan, Candi Sewu, dan candi-candi yang lain.

Dengan banyaknya candi di wilayah yang memiliki luas 655 km2, Klaten dikenal dengan julukan Kota Seribu Candi. (Editor: Gloria Setyavani Putri)

Sumber: jatengprov.go.id, rri.co.id, klatenkab.go.id, kompas.com
p2k.unkris.ac.id, dan berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/26/220334878/6-fakta-klaten-kota-seribu-candi-yang-terletak-antara-solo-dan-yogyakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke