Tarian ini dikenal dengan pola gerakan yang lembut, seakan menggambarkan karakter wanita Jawa yang lemah lembut.
Dalam satu keterangan disebutkan, Tari Serimpi pada zaman dahulu menjadi media untuk perlawahan terhadap penjajahan.
Selain itu, tarian ini juga cukup sakral, karena hanya ditampilkan di lingkungan istana Keraton Mataram Islam saja.
Asal-usul Tari Serimpi
Tari Serimpi berasal dari Kerajaan Mataram Islam, tepatnya pada masa Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Sultan Agung ini dikenal sebagai raja arif bijaksana yang berhasil membawa Mataram Islam pada puncak kejayaan.
Di masa Sultan Agung pula Mataram melakukan upaya penyerangan dan pengusiran VOC di Batavia sebanyak dua kali.
Salah satu tolok ukur kejayaan sebuah kerajaan di masa lalu adalah berkembangnya seni budaya.
Pada masa Sultan Agung inilah Tari Serimpi mulai berkembang meski secara eksklusif di lingkungan internal keraton saja.
Tari Serimpi dahulu dipentaskan untuk acara-acara sakral seperti upcara kerajaan atau peringatan kenaikan tahta sultan saja.
Sejarah Tari Serimpi tidak lepas dari kondisi politik Mataram itu sendiri. Termasuk saat kerajaan itu harus dibagi menjadi dua yaitu Surakarta dan Yogyakarta.
Dengan pembagian kekuasaan itu, Tari Serimpi juga mengalami perkembangan yang berbeda secara gerakan, meskipun inti gerakan tetap sama.
Saat ini, Tari Serimpi masih dikembangkan di empat kerajaan eks Mataram Islam, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.
Secara umum Tari Serimpi dibagi dalam dua jenis, yaitu gaya Surakarta dan gaya Yogyakarta.
Tari Serimpi gaya Surakarta digolongkan menjadi Serimpi Anglir Mendhung dan Serimpi Sangupati.
Sedangkan Tari Serimpi gaya Yogyakarta dikenal dengan Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel, dan Serimpi Genjung.
Dari dua gaya tersebut, Tari Serimpi mengalami perkembangan lagi berdasarkan pencipta dan periodisasi penciptaannya.
Beberapa jenis Tari Serimpi itu antara lain Padhelori yang diciptakan Sultan Hamengkubuwono VI dan VII.
Lalu Serimpi Sangupati yang diciptakan Pakubuwana IX, hingga Tari Serimpi Anglirmendhung ciptaan Mangkunegara I.
Gerakan Tari Serimpi
Ciri dari tarian tradisional ini adalah gerakannya yang lemah lembut dan digerakkan secara harmonis oleh penarinya.
Meski jenisnya ada banyak, namun inti dasar gerakan Tari Serimpi sebenarnya ada tiga, yaitu:
Gerakan ini menjadi pembuka Tari Serimpi saat para penari memasuki area pementasan atau panggung.
Para penari akan berjalan memasuki area, lalu masing-masing akan berbelok ke kiri dan ke kanan sesuai dengan pola lantai yang telah ditentukan.
Gerakan pokok ini merupakan inti dari Tari Serimpi. Penari akan melakukan gerakan sesuai dengan jalan cerita yang akan disampaikan.
Selain gerakan yang menyesuaikan cerita, properti yang digunakan juga akan menyesuaikan.
Seperti jika cerita tentang peperangan, maka properti yang akan digunakan berupa senjata dan sebagainya.
Gerakan ketiga ini merupakan pamungkas untuk menutup pementasan Tari Serimpi.
Dalam Mundur Gawang penari akan berjalan meninggalkan area pementasan sesuai dengan pola langkahnya.
Adapun pola lantai Tari Serimpi adalah pola horizontal atau lurus. Dalam pementasan, para penari akan berbaris secara lurus dan tidak berpindah.
Pola lantai semacam ini untuk mengakomodir gerakan Tari Serimpi yang temponya lembut dan gemulai.
Sumber:
Jogjaprov.go.id
Gramedia.com
https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/23/110549178/tari-serimpi-asal-daerah-gerakan-jenis-dan-pola-lantai
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan