Salin Artikel

Warga Gunungkidul Bergejala Mirip Antraks Bertambah Jadi 26 Orang

"Yang bergejala tambah 3 orang. Total ada 26 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty saat dihubungi Kompas.com Kamis (3/2/2022)

Adapun sebelumnya ada 23 orang yang terdiri dari 13 Warga Kapanewon Ponjong, dan 10 orang warga Kapanewon Gedangsari.

"Saat ini warga yang muncul gejala sampai saat ini 13 dari Ponjong, dan 13 dari Gedangsari," kata Dewi.

Dijelaskannya, pihaknya masih menunggu sampel uji laboratorium Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) Bogor.

"Masih belum keluar hasil uji laboratoriumnya," kata Dewi.

Dewi mengatakan, satu diantaranya sempat dirujuk ke rumah sakit karena gejalanya meningkat, namun demikian, yang bersangkutan tidak menjalani rawat inap.

"Semua warga yang bergejala menjalani rawat jalan dan berada di rumah masing-masing. Yang dirujuk langsung dipulangkan," kata Dewi

Sementara untuk penanganan hewan ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan telah melakukan serangkaian upaya guna meminimalisir penyebaran.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, drh Retno Widyastuti menyampaikan hingga kini tidak ada penambahan kasus hewan ternak mati karena antraks.

Sebelumnya hewan mati karena antraks dikonfirmasi 15 ekor sejak 14 Desember 2021 hingga 28 Januari 2022 lalu.

"Insya Allah tidak (ada tambahan lagi)," kata Retno.

Dikatakannya, dua Kalurahan di Gunungkidul, yakni Kalurahan Hargomulyo Kapanewon Gedangsari dan Kalurahan Gombang Kapanewon Ponjong berstatus zona merah penularan antraks.

Sehingga untuk sementara dua kalurahan tersebut dilarang menjual ternaknya.

"Kami juga beri antibiotik terhadap ternak dari dua kalurahan tersebut. Setidaknya ada 50 petugas yang dikerahkan hari ini," ucap Retno.

Dijelaskannya, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan juga melakukan penyiraman formalin ke lokasi yang ditengarai tercemar atau terdapat bakteri penyebab Antraks, seperti tempat penyembelihan hewan yang sebelumnya sakit dan terkonfirmasi Antraks.

Tindakan penanganan akan dilakukan pemberian vaksin

"Nanti kami bikin peta zona merah, lalu di luarnya zona kuning dan hijau. Pemberian antibiotik dari zona merah ke zona kuning lalu hijau. Kalau pemberian vaksin dari zona hijau ke kuning lalu merah. Karena petugas terbatas tindakan vaksinasi ternak nanti simultan," kata Retno.

Nantinya, setelah semua selesai maka masyarakat diperbolehkan untuk menjual ternaknya keluar kalurahan.

"Untuk ternak yang masih hidup injeksi vitamin, anti biotik, dan dua minggu lagi kita vaksinasi. Gak boleh keluar masuk, boleh keluarnya selesai vaksin, jadi 20 hari setelah kematian terakhir sudah diiobati dan divaksin boleh keluar," ucap Retno.

Perlu diketahui ada 15 hewan ternak yang terkonfirmasi positif antraks mati di Gunungkidul.

Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto menyikapi kasus kematian hewan ternak akibat bakteri antraks di Kalurahan Gombang, Kapanewon Ponjong dan Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Gedangsari.

"Sekali lagi untuk (hewan ternak) mati dan yang sakit nilai rupiah ganti rugi masih dikaji. Ini di luar asuransi,"kata Heri kepada wartawan, Rabu (2/2/2022).

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/03/144100578/warga-gunungkidul-bergejala-mirip-antraks-bertambah-jadi-26-orang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke