Salin Artikel

8 Fakta Kabupaten Boyolali, dari Asal-usul Nama hingga Julukan New Zealand van Java

KOMPAS.com - Kabupaten Boyolali adalah sebuah wilayah yang berlokasi di lereng Gunung Merapi, Provinsi Jawa Tengah.

Kabupaten ini terkenal dengan produksi susu dan keju berkualitas dari berbagai peternakan sapi di wilayah tersebut.

Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Kabupaten Boyolali yang bisa Anda simak.

1. Asal-usul Nama Boyolali

Melansir laman perpusda.boyolali.go.id, Kabupaten Boyolali berdiri tanggal 5 Juni 1847 yang ditandai dengan surya sengkala “Kas Wareng Woh Mojo Tunggal”.

Nama Boyolali berasal dari kata "Boya dan Lali" yang berarti jangan lupa yang dijadikan semboyan bagi rakyat dan pemimpinnya untuk tidak lupa dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Semboyan tersebut diucapkan oleh Ki Ageng Pandan Arang atau Sunan Tembayat setelah bertemu dengan Sunan Kalijaga.

Dalam perjalanan Sufi Ki Ageng Pandan Arang, istri dan anaknya sempat tertinggal jauh karena banyaknya godaan.

Saat Ki Ageng Pandan Arang beristirahat di sebuah batu sambil menunggu, terucaplah kata-kata “Boya wis lali wong iki”.

Sementara istri dan anaknya yang mengetahui bahwa sang suami tidak ada di tempat tersebut dan meninggalkan mereka lebih dulu berucap “Kyai, boya wis lali akum teko ninggal wae” dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Gunung Jabalkat Bayat Klaten.

2. Luas Wilayah dan Batas Geografis

Kabupaten Boyolali terletak pada posisi geografis antara 110022’-110050’ Bujur Timur dan
antara 707’ - 7036’ Lintang Selatan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah sebesar 1.015,10 kilometer persegi.

Sementara melansir laman boyolali.go.id, luas wilayah tersebut terbagi dalam 22 kecamatan, 261 desa, dan 6 kelurahan dengan pusat pemerintahan berada di kecamatan Mojosongo.

Adapun batas wilayah Boyolali secara geografis adalah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang.
  • Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Sragen, dan Sukoharjo.
  • Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan Provinsi D.I. Yogyakarta.
  • Sebelah Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.

3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Boyolali

Berdasar data yang dikeluarkan BPS Kabupaten Boyolali, jumlah penduduk pada tahun 2020 adalah 1.066.409 jiwa.

Jumlah penduduk terbanyak ada di Kecamatan Ngemplak yaitu sebanyak 90.377 jiwa.

Sementara kepadatan penduduk keseluruhan di Kabupaten Boyolali adalah sebesar 1.050,55 jiwa per kilometer persegi.

4. UMR Boyolali 2022 Naik Rp 10.299

UMK Boyolali 2022 tertuang melalui Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.561/39 tentang Upah Minimum pada 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022.

UMK tahun 2022 di Kabupaten Boyolali tercatat sebesar Rp 2.010.299,30, naik sekitar Rp 10.299 dari tahun 2020 yang hanya senilai Rp 2 juta.

Angka ini lebih tinggi dari upah minimum provinsi (UMP) tahun 2022 sebesar Rp 1.813.011 yang ditetapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

5. Julukan New Zealand Van Java

Kabupaten Boyolali kerap disebut New Zealand Van Java atau New Zealand di Pulau Jawa.

Melansir laman Intisari-Online.com, julukan ini melekat karena Kabupaten Boyolali terkenal dengan peternakan sapi perah.

Kabupaten ini merupakan penghasil susu segar terbesar di Provinsi Jawa Tengah dan membuat Boyolali dikenal sebagai Kota Susu.

Pada landmark Monumen Susu Murni di pusat Kota Boyolali juga tertulis slogan New Zealand van Java.

6. Wisata Andalan Kabupaten Boyolali

Tak hanya produk susu, Boyolali juga diberkahi dengan pemandangan indah ke arah Gunung Merapi dan Merbabu.

Salah satu destinasi wisatanya berada di Kecamatan Selo yang memiliki banyak tempat wisata favorit.

Embung Manajar adalah salah satu lokasi tempat wisatawan kerap berburu spot foto-foto cantik.

Wisata ini berjarak 20 kilometer atau 45 menit dari pusat kota, dengan tiket masuk sebesar Rp 5.000.

Ada juga Merapi Garden yang juga menyajikan pemandangan kebun bunga yang buka dari pukul 19.00-17.00 WIB dengan tiket masuk Rp 5.000 saja.

7. Kuliner Soto Seger

Boyolali terkenal dengan kulinernya yaitu soto seger yang cocok disantap di tengah udara dingin pegunungan.

Soto ini memiliki kuah kaldu bening dengan isian irisan daging sapi atau ayam, bihun, dan tauge.

Sajian soto ini biasa disajikan bersama nasi serta lauk seperti tempe dan tahu goreng, sate telur puyuh, sate paru, dan gorengan.

Soto ini terasa menyegarkan jika disantap sebagai sarapan atau ketika hujan dengan kuah yang menyegarkan sehingga disebut dengan soto seger.

8. Ritual Sedekah Gunung

Kearifan lokal di Boyolali salah satunya ada dalam tradisi Sedekah Gunung Merapi yang dilakukan pada 1 Muharram atau 1 Suro dalam kalender Jawa.

Ritual ini juga menunjukkan keterkaitan spiritual masyarakat dengan kondisi alam di sekitarnya.

Melansir laman jatengprov.go.id, Sedekah Gunung Merapi bertujuan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat di lereng Gunung Merapi.

Ritual ini dilakukan di Desa LEncoh, Kecamatan Selo, dengan rangkaian seperti kirab budaya, pembacaan legenda, dia dan kidung-kidung Merapi, serta kirab kepala kerbau dilanjutkan dengan pelarungan kepala kerbau dan uba rampe di puncak Gunung Merapi.

Sumber:
boyolali.go.id 
perpusda.boyolali.go.id 
bps.go.id 
sippa.ciptakarya.pu.go.id
money.kompas.com
intisari.grid.id 
travel.kompas.com 
jatengprov.go.id 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/31/142824278/8-fakta-kabupaten-boyolali-dari-asal-usul-nama-hingga-julukan-new-zealand

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke