Salin Artikel

Awal Mula Yogyakarta Dijuluki Kota Pelajar

Kota Yogyakarta atau yang juga disebut Jogja merupakan bagian sekaligus ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Daerah ini meliputi dua kerajaan, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Pakualaman.

Yogyakarta turut memainkan peran penting bagi perjalanan bangsa Indonesia baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan.

Pada masa penjajahan Belanda, Kesultanan Yogyakarta berperan penting dalam sejumlah peristiwa yang melatari kelahiran bangsa Indonesia. Selain itu, Yogyakarta juga menjadi tuan rumah sejumlah kegiatan penting di masa lalu.

Sebut saja Kongres Wanita Indonesia. Kongres ini diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 22-25 Desember 1928. Hingga saat ini, tanggal 25 Desember dikenang sebagai Hari Ibu sebagai pengingat akan peristiwa itu.

Sementara pada masa setelah kemerdekaan, Yogyakarta menjelma menjadi pusat perjuangan, pusat pendidikan, hingga pusat kebudayaan.

Yogyakarta bahkan pernah menjadi ibu kota negara pada tahun 1946 menyusul kekacauan yang terus dilancarkan tentara Belanda yang ingin berkuasa kembali di Tanah Air.

Pusat-pusat pendidikan itu secara otomatis menarik minat para pelajar dari daerah lain untuk menuntut ilmu di sana.

Namun, menurut Kurniawati (2006), belum ada penelitian pasti yang mengungkap alasan di balik julukan Kota Pelajar atau Kota Pendidikan terhadap Yogyakarta ini.

Dalam penelitiannya, Kurniawati menduga julukan tersebut tidak berkaitan dengan pola pendidikan tradisional, melainkan pendidikan modern.

Masih menurut Kurniawati, citra Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan dan Kota Pelajar sangat dipengaruhi oleh simbol-simbol pendidikan yang ada di kota tersebut. Simbol-simbol itu berupa realitas fisik dan sosial.

Simbol fisik yang mempengaruhi julukan Kota Pelajar dapat dilihat dari banyaknya pusat pendidikan yang ada di Yogyakarta. Fasilitas pendidikan yang lengkap akan menarik minat para pelajar untuk menuntut ilmu di kota ini.

Pusat pendidikan yang paling terkenal di Yogyakarta adalah Universitas Gajah Mada (UGM). Kampus ini menjadi salah satu universitas pertama yang didirikan setelah kemerdekaan.

Pada awal pendiriannya, UGM didaulat sebagai Balai Nasional Ilmu Pengetahuan dan Budaya bagi penyelenggara pendidikan tinggi nasional di Indonesia.

Perguruan tinggi keagamaan dapat dilihat dari berdirinya Sekolah Tinggi Islam (STI) yang sekarang menjelma menjadi Universitas Islam Indonesia.

Sementara di bidang kesenian berdiri Akademi Seni Rupa Indonesia dan Akademi Musik Indonesia. Saat ini, keduanya melebur dan menjadi Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Melansir laman Universitas Atma Jaya Yogyakarta, saat ini setidaknya ada 100 lebih lembaga pendidikan negeri maupun swasta yang beroperasi di Yogyakarta.

Dengan banyaknya jumlah lembaga pendidikan tersebut, maka bisa dikatakan bahwa hampir semua cabang ilmu pengetahuan diajarkan di Kota Yogyakarta.

Fakta ini semakin mengukuhkan status Yogyakarta sebagai Kota Pelajar dan Kota Pendidikan.

Sumber:
Kompas.id
Repository.ugm.ac.id 
Uajy.ac.id

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/11/184512078/awal-mula-yogyakarta-dijuluki-kota-pelajar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke