Salin Artikel

Cerita Musinem, Asuh 2 Cucunya yang Yatim Piatu karena Covid-19

Kedatangan Mardiono adalah untuk menengok dua cucu Musinem yang menjadi yatim piatu, yakni Maila Putri Pratama (13) dan Maysa Putri Khasanah (3).

Ayah ibu meninggal dunia

Keduanya kehilangan ayahnya bernama Maryadi pada 1 Juli 2021. Sang ayah dimakamkan dengan protokol kesehatan Covid-19.

Sementara ibu mereka, Emilia, meninggal dunia 1,5 tahun lalu akibat komplikasi.

"Bapaknya (Maryadi) itu meninggal mendadak saat berbelanja. Dimakamkan dengan prokes," kata Musinem di rumahnya, Sabtu.

Diasuh nenek dan bibi

Sebagai anak yatim piatu, Maila dan Maysa diasuh oleh nenek dan bibinya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dirinya mengandalkan warung kelontong yang ditinggalkan Maryadi.

"Bapaknya kan memiliki warung dan itu diteruskan sampai saat ini," ucap dia.

Sementara Wantimpres Muhammad Mardiono mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar semua aparatur negara termasuk pejabat tinggi negara terus memantau keadaan yang terjadi di masyarakat.

Kedatangannya di Bantul untuk mengetahui secara pasti dampak Covid-19 yang mengakibatkan 144.116  orang yang meninggal, sehingga berimbas adanya anak yang yatim piatu.

"Jumlah di Indonesia mencapai 30.000 lebih (data Covid-19 nasional 30.766 anak), yang secara tiba-tiba adik-adik kita itu kehilangan orangtuanya atau menjadi yatim piatu," kata Mardiono.

Pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten bergandengan tangan untuk memantau secara bersama agar mereka yang yatim piatu tidak kehilangan masa depan.

"Tidak mengesampingkan adik-adik yang lain yang ditinggal orangtuanya. Tentu adik-adik ini pasti trauma yang mendalam ini yang harus segera mendapatkan perhatian khusus," kata dia.

Pihaknya akan memantau secara nasional 30.000 anak yang orangtuanya menjadi korban Covid-19.

"Saya mulai dari Kabupaten Bantul. Di Kabupaten Bantul ada 9 adik-adik dari mulai 9 tahun sampai 14 tahun, yang ayah ibunya meninggal akibat Covid-19," kata dia.

Mendapat jaminan pendidikan

Wujud bantuan yakni menjadi anak asuh Mardiono, dijamin sekolah sampai jenjang pendidikan SMA oleh dirinya, termasuk kesehatan.

"Kepada keluarga yang saat ini mengasuh apa budhenya pakdhenya, atau saudaranya. Insya Allah akan memberikan perhatian khusus agar adik-adik ini mendapatkan kehidupan layak," kata dia.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bantul Gunawan Budi Santoso mengatakan, ada 400 anak yatim, piatu, dan yatim piatu akibat Covid-19 selama tahun 2021.

Selama ini mereka dibantu dari pemerintah kabupaten hingga pusat.

Rata-rata setiap bulannya mereka mendapatkan bantuan antara Rp 1,5 juta per tahun, ada yang mendapatkan Rp 200.000 per bulan.

"Insya Allah semua sudah mendapatkan bantuan baik dari Kementerian Sosial, dana keistimewaan, maupun dari pemda sendiri (Bantul)," kata Gunawan.

Dia mengatakan, Wantimpres juga mencari anak dengan usia transisi dari SMP ke SMA karena pada usia tersebut mereka rawan mengalami putus sekolah.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/08/140421578/cerita-musinem-asuh-2-cucunya-yang-yatim-piatu-karena-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke