Salin Artikel

Penyerang Pelajar di DIY pada Malam Tahun Baru Ditangkap, Polisi Sebut Bukan Klitih

Kepala Kepolisian Sektor Danurejan Kompol Wiwik Hari Tulasmi membantah penganiayaan tersebut sebagai kasus klitih.

Kasus tersebut dianggap sebagai pengeroyokan yang diawali dengan keributan antara dua kelompok di jalan.

"Saya sangat menyangkal karena tidak sama sekali ada kasus klitih ini murni kasus pengeroyokan ya terjadi cekcok," kata Wiwik saat ditemui di Polsek Danurejan, Kota Yogyakarta, Senin (3/1/2022).

Menurut Wiwik, klitih terjadi saat seseorang menyerang orang lain dengan senjata tajam secara mendadak dan tanpa alasan.

Sedangkan peristiwa di Danurejan sempat ada keributan antara dua kelompok.

"Salah satu rombongan pelaku meneriaki kata kotor. Rombongan korban berhenti dan melihat rombongan pelaku. Kemudian rombongan pelaku ada yang berteriak ngopo (kenapa), kemudian dijawab rombongan korban lha ngopo (kenapa). Terjadi cekcok mulut dan rombongan korban lari ke arah utara menuju ke Hayam Wuruk," jelas dia.

Lalu sesampainya di perempatan Numani korban dilempar dengan menggunakan batu dan mengenai bagian punggung korban.

Selanjutnya rombongan korban berbelok ke kampung macanan dan tetap dikejar oleh pelaku.

"Sampai TK Aba dipepet sampai salah satu pelaku melempar batu ke arah korban mengenai punggung sebelah kiri dan bawah," katanya.

Disinggung soal penggunaan sajam untuk melakukan penganiayaan Wiwik mengatakan belum mendapatkan keterangan detail.

"Kalau sajam itu kita harus memerlukan visum dan BB-nya harus ada. Ini belum ke sana," katanya.

"Kami masih mendalami nanti kami lihat hasil visumnya baru bisa mengungkapkan," imbuh Wiwik.

Saat melakukan aksinya, pelaku berinisial S ini terpengaruh dengan minumam beralkohol.

"Pasalnya 170 KUHP ayat 2 ke 1 e dan atau pasal 351 junto pasal 55 KUHP," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Hanung Aryo, pelajar kelas 3 sekolah menengah kejuruan (SMK) asal Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, diduga menjadi korban klitih.

Teno Aryo, kakak korban, mengatakan adiknya diserang sekelompok orang yang tidak dikenal pada Sabtu (1/1/2021) dini hari.

Saat itu, Hanung baru pulang dari camping di Pantai Parangtritis bersama tujuh temannya.

"Sesampainya di depan Hotel Jambulwuk rombongan adek saya dari arah selatan ke utara kan sudah dekat rumah, papasan dengan rombongan lain. Tiba-tiba dipisuhi (dimaki)," kata Teno di rumahnya, Minggu (2/1/2021).

Karena tiba-tiba mendapatkan kata-kata makian, kata Teno, rombongan adiknya pun coba menanyakan kepada rombongan yang berpapasan ada masalah apa sebenarnya.

"Tahu-tahu rombongan sebanyak tiga motor tujuh orang yang satu bonceng tiga ngacungke (mengacungkan) clurit panjang dan teriak 'mati kowe!' (mati kamu!)," sebut Teno yang juga Ketua Pemuda Muhammadiyah Danurejan, Kota Yogyakarta.

Karena panik, rombongan Hanung coba melarikan diri.


Sebanyak dua orang dari rombongan siswa SMK itu lolos dari kejaran setelah berbelok ke arah Kantor Kecamatan Danurejan.

Nahas bagi Hanung dan kawannya yang mengendarai sepeda motor tidak sempat berbelok.

Seketika mereka dilempar botol yang salah satunya mengenai punggung Hanung.

"Dilempar botol vodka, kena adek saya punggungnya adek saya kaget, nggliyeng (kunang-kunang). Pas deket disabet pelaku berbalik kabur," jelas Teno.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/03/135651278/penyerang-pelajar-di-diy-pada-malam-tahun-baru-ditangkap-polisi-sebut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke