Salin Artikel

Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa

KOMPAS.com - Dalam sejarak masuknya Islam ke nusantara tersebutlah nama Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.

Kerajaan Demak diperkirakan berdiri pada akhir abad ke-15 dan terkait erat dengan aktivitas perdagangan di pesisir pantai utara Jawa serta peran Wali Songo.

Berikut adalah rangkuman terkait berdirinya Kerajaan Demak dari awal hingga akhir.

Letak Kerajaan Demak

Kerajaan Demak terletak di Jawa Tengah di sebuah daerah bernama Bintoro yang mulanay berada di bawah kekuasaan Majapahit.

Menjadi kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, letak Kerajaan Demak sangat strategis karena dekat dengan pantai utara Jawa.

Selain dekat dengan jalur pelayaran dan perdagangan, Kerajaan Demak juga menjadi pintu masuk kebudayaan Islam yang dibawa oleh para pedagang yang mampir ke daerah tersebut.

Teori Berdirinya Kerajaan Demak

Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby mencetuskan Teori China yang menyebut bahwa masuknya Islam ke Indonesia karena dibawa oleh para pedagang Muslim dari China.

Salah satu hal yang mendasari teori ini adalah adanya masjid tua dengan gaya bangunan China di Jawa, serta kaitannya dengan sejarah berdirinya Kerajaan Demak.

Dalam Teori China tersebut juga dijelaskan bukti bahwa Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yang merupakan keturunan China dengan nama kecil Pangeran Jin Bun.

Raja-Raja Kerajaan Demak

1. Raden Patah

Raden Patah sebagai raja pertama dan pendiri Kerajaan Demak pada tahun 1478.

Namun ada pula teori yang menyebut bahwa Raden Patah memimpin sejak sekitar tahun 1500-1518.

Raden Patah menjabat dengan gelar Sultan Alam Akhbar al Fatah atau juga disebut dengan Panembahan Jimbun.

Kekuasaan Kerajaan Demak saat kepemimpinan Raden Patah meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan.

Pada masa pemerintahanya dibangun juga Masjid Agung Demak yang melibatkan peran para wali dan sunan.

2. Pati Unus

Setelah Raden Patah wafat, kepemimpinannya kemudian digantikan oleh Pati Unus (1518-1521).

Pati Unus tidak memimpin lama, namun namanya sangat dikenal sebagai panglima perang yang membendung masuknya tentara Portugis.

Keunggulan Pati Unus sebagai panglima perang membuatnya mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor.

Pada tahun 1521 di pertempuran Malaka, Pati Unus akhirnya tutup usia.

3. Sultan Trenggono

Kepemimpinan Pati Unus dilanjutkan oleh Sultan Trenggono (1521-1546) yang menjadi masa kejayaan Kerajan Demak.

Sultan Trenggono yang memiliki gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin bergerak menyebarkan agama Islam sekaligus memerangi tentara Portugis di Pulau JAwa, kekuasaan Kerajaan Demak meluas hingga Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.

Pada masa kepemimpinan Sultan Trenggono inilah Sunda Kelapa berganti nama menjadi Jayakarta.

Sementara ke arah timur, kekuasaan Kerajaan Demak meluas keTuban, Madiun , Surabaya dan Pasuruan, Malang, dan Blambangan.

Sultan Trenggono wafat ketika melakukan serangannya ke daerah Pasuruan pada 1546.

4. Sultan Prawoto

Setelah wafatnya Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran.

Di masa pemerintahan Sultan Prawoto mulai terjadi perebutan kekuasaan antara dirinya dengan Arya Penangsang.

Dalam konflik ini Arya Penangsang berhasil mengambil alih kekuasaan setelah berhasil membunuh Sultan Prawoto.

5. Arya Penangsang

Kekuasaan Arya Penangsang yang tadinya menjabat sebagai bupati Demak yang merebut tahta kerajaan juga tak berlangsung lama.

Pemerintahan Arya Penangsang tidak disambut baik oleh rakyat dan menerima perlawanan.

Arya Penangsang akhirnya harus menyerah setelah terbunuh oleh Jaka Tingkir dari Kerajaan Pajang.

Tahta Kerajaan Demak akhirnya jatuh ke tangan Jaka Tingkir yang merupakan menantu Sultan Trenggono.

Jaka Tingkir memindahkan pusat kerajaan Kerajaan Demak ke daerah Pajang.

Bukti Keberadaan dan Peninggalan Kerajaan Demak

Ada beberapa bukti dan peninggalan Kerajaan Demak yang masih bisa disaksikan hingga kini, antara lain:

1. Masjid Masjid Agung Demak

2. Tiang dari serpihan kayu atau Soko Tatal atau Soko Guru di Masjid Agung Demak yang dibuat oleh Sunan Bonang, Jati, Ampel dan Kalijaga.

3. Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu.

4. Makam sultan-sultan Demak di samping Masjid Agung Demak.

5. Pintu Bledeg di Masjid Agung Demak.

6. Dampar Kencana di Masjid Agung Demak.

7. Surya Majapahit di Masjid Agung Demak.

Sumber:

http://repositori.kemdikbud.go.id/21608/1/X_Sejarah-Indonesia_KD-3.7_Final.pdf

http://repositori.kemdikbud.go.id/21599/1/X_Sejarah-Indonesia_KD-3.8_Final.pdf

http://repositori.kemdikbud.go.id/21707/1/XI_Sejarah_KD-3.2_Final.pdf

https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/23/123330579/raja-raja-kerajaan-demak?page=all

https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/172749179/sejarah-berdirinya-kerajaan-demak?page=all

https://kids.grid.id/read/472998524/peninggalan-kerajaan-demak-sebagai-kerajaan-islam-tertua-di-nusantara?page=all

https://pariwisata.demakkab.go.id/sejarah-pintu-bledeg/

https://yogyakarta.kompas.com/read/2021/12/30/212147978/kerajaan-demak-kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke