Salin Artikel

Nani Pengirim Sate Sianida Divonis 16 Tahun Penjara, Kuasa Hukum Ajukan Banding

"Kita akan mengajukan banding, (alasannya) nanti setelah kami kupas bersama dari isi putusan tersebut. Tentunya pasal (pembunuhan) berencana," kata R Anwar Ary Widodo selaku salah satu anggota tim kuasa hukum terdakwa setelah mengikuti sidang di PN Bantul, Senin (13/12/2021).

Vonis hakim hari ini diketahui masih lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menuntut Nani dihukum 18 tahun penjara.

JPU Kejari Bantul, Sulisyadi mengatakan, pihaknya berpatokan pada pedoman Jaksa Agung No.3 tahun 2019, tantang pedoman penuntutan.

Di situ mengatakan apabila vonis lebih dari 2/3 tuntutan maka tidak mengajukan banding.

"Apa pertimbangan hukum jaksa itu diambil alih sebagian atau seluruhnya dan pidananya itu kurang lebih 2/3 dari tuntutan jaksa itu tidak ada kewajiban kami untuk banding, jadi kami bisa menerima," kata Sulisyadi

"Cuma sekali lagi ini tergantung dari terdakwanya. Kalau terdakwa terima ya kami eksekusi tapi kalau terdakwa mengajukan upaya hukum kan hak terdakwa. Kalau dia misal banding ya nanti kami banding juga," kata dia.

Adapun Sidang Nani sendiri digelar sejak 16 September 2021, dan dari catatan  16 kali sidang yang digelar secara daring.

Kasus sate sianida berawal dari saat Terdakwa Nani mengirimkan sate beracun yang diraciknya sendiri dengan tujuan Y Tomi Astanto, anggota polisi Polresta Yogyakarta, yang rumahnya di kapanewon Kasihan, Bantul menggunakan ojek online tetapi tidak menggunakan aplikasi pada 25 April 2021 lalu.

Pengemudi ojol itu bernama Bandiman, mengantarkan bungkusan makanan, dan ditolak oleh keluarga Tomi karena tak kenal pengirimnya yang disebut Hamid dari Pakualaman.

Oleh Bandiman, sate dan snack itu dibawa pulang dan disantap keluarganya.

Naas Naba Faiz Prasetya (10), anak kedua Bandiman kolaps ketika memakan bumbu sate bersama lontong. Sempat dilarikan ke RSUD Kota Yogyakarta, tetapi nyawanya tidak tertolong. 

Nani kemudian ditangkap polisi di rumahnya di  Jalan Potorono, Cempokojajar, Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul 30 April 2021 lalu.

Lalu Nani mulai menjalani sidang pada 16 September 2021, dengan agenda dakwaan oleh JPU.

Pada sidang yang digelar 21 Oktober 2021 lalu, Nani mengungkap sate beracun tersebut sebenarnya dialamatkan kepada Tomi Astanto. Anggota polisi Polresta Yogyakarta itu disebut terdakwa telah menyakiti hatinya.

Pada sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Bantul, 15 November 2021, JPU menuntut Nani sebagai terdakwa kasus sate sianida dengan hukuman 18 tahun penjara.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2021/12/13/152607878/nani-pengirim-sate-sianida-divonis-16-tahun-penjara-kuasa-hukum-ajukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke