Salin Artikel

“Yang Penting Telaten dan Tetap Sabar karena Rezeki Ada yang Ngatur”

KOMPAS.com - Bagi Suratman (52), pandemi Covid-19 ini begitu berdampak pada kehidupannya.

Demi menghemat pengeluaran, porter di Stasiun Tugu Yogyakarta ini bahkan harus rela tidur di area stasiun.

Sebelumnya, Suratman selalu melaju dari rumahnya di Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ke tempat kerja.

“Istri saya Wonosari, kalau saya pulang biaya Rp 35.000 sekali jalan. Kalau kayak gini saya lebih baik enggak pulang, tidur di stasiun di sini," ujarnya, Jumat (20/8/2021).

Ia mengatakan, uang transportasi itu lebih baik disimpan, sehingga dia bisa tetap mengirim uang bagi keluarganya.

"Dulu nglaju, kan ini satu hari satu malam, ini masuk besok 10 siang libur lagi. Untuk menghemat. Kedua perjalanan sana ke sini kan sayang, jadi untuk makan sehari-hari. Terkumpul saya kirim sana (rumah)," ucapnya.

Tatkala pandemi melanda, bapak dua anak ini merasakan kondisi yang sangat berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

Dahulu, ada puluhan penumpang yang menggunakan jasanya setiap hari. Namun, kini, jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

"Pokoke sengsara karo sengsara (pokoknya sengsara dan sengsara)," tuturnya saat ditanya soal kondisi selama perpanjangan PPKM di Yogyakarta.


Dalam menjalankan jasanya, Suratman mematok tarif bervariasi, mulai dari Rp 20 ribu. Tak jarang, ada penumpang yang memberikan tip atau uang lebih bagi para porter.

“Kalau sekarang saya jarang pulang sehari bisa mendapatkan Rp 60.000, yang penting itu telaten dan tetap bersabar karena rezeki ada yang atur,” tandasnya.

Rekan Suratman, Suroso (45), juga merasakan hal sama.

Dia mengungkapkan, sekarang ini tidak banyak jadwal perjalanan kereta api. Apabila biasanya ada 30-an perjalanan dalam sehari, kini hanya delapan. Itu pun penumpangnya sepi.

"Kereta belum banyak yang jalan, sepi penumpangnya juga. Sekarang ada aturan kalau 12 tahun ke bawah dilarang naik kereta. Syarat sudah vaksin, sekarang banyaknya pekerja, mereka bawaannya sedikit,” paparnya.

Pria yang menjadi porter sejak tujuh tahun lalu ini juga menyampaikan bahwa banyak kawannya yang alih profesi selama pandemi.

“Kita porter total ada 100 orang, dibagi menjadi dua shift 50 orang. Kalau sekarang ini paling yang datang hanya 15 orang,” sebutnya.

Para porter tersebut berharap agar situasi lekas membaik, sehingga perjalanan kereta api bisa kembali normal.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Khairina)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2021/08/21/150746778/yang-penting-telaten-dan-tetap-sabar-karena-rezeki-ada-yang-ngatur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke