YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, menyebarkan jentik nyamuk ber-wolbachia di 11 Kapanewon (kecamatan) tahun 2022 lalu. Saat itu, tidak ada penolakan terkait penyebaran jentik nyamuk.
Kasus DBD di Bantul pada 2022 ada 959 orang dan tahun 2023 sebanyak 133 orang. Namun belum dapat dipastikan apakah penurunan kasus karena nyamuk wolbachia.
Kepala Seksi Pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Bantul Veranose Pantjuatiningrum menyampaikan, persiapan penyebaran Wolbachia dilakukan pada tahun 2021. Kemudian nyamuk ber-wolbachia disebarkan di 11 Kapanewon dari 17 Kapanewon.
Adapun wilayah yang tidak disebar yakni Pundong, Imogiri, Pleret, Dlingo, Srandakan, dan Sedayu.
Vera mengatakan, saat itu pihak UGM yang menentukan wilayah mana saja yang disebar nyamuk ber-wolbachia.
Baca juga: Kemenkes Jelaskan Penyebab Nyamuk Wolbachia Belum Efektif Tekan DBD di Bandung
"Disebar menggunakan ember kecil-kecil, dititipkan ke rumah," kata Vera saat ditemui di kantornya Senin (22/4/2024).
Dikatakannya, setelah nyamuk dititipkan di rumah warga, ada "orang tua asuh" yang memantau perkembangan jentik nyamuk.
Saat itu, tidak ada penolakan dari warga yang dititipi jentik nyamuk.
Sebab, sebelum penyebaran dilakukan sosialisasi. Dinkes juga menggandeng tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan.
"Gak, kadang satu lokasi cuma satu RT kok nyamuknya tambah. Setelah diedukasi Gak apa-apa. Kita kerjasama dengan perangkat desa, dengan muslimat NU. Gak ada penolakan," kata dia.
Vera mengatakan, meski tergolong berhasil. Pihaknya belum bisa memastikan dampak dari penyebaran nyamuk ber-wolbachia. Untuk tahun 2022 warga terjangkit DBD sebanyak 959 orang, tahun 2023 sebanyak 133 orang.
Tahun 2024 sampai April, sudah ada 129. Meski meningkat, tetapi belum sampai mengkhawatirkan.
"Menurunnya karena apa? Kita tidak bisa memastikan karena Wolbachia, karena itu hanya salah satu program," kata dia.
Vera mengatakan, pihaknya melakukan sosialisasi masyarakat untuk hidup sehat, program satu rumah satu juru pemantau jentik, hingga PSN DBD dengan 3M (Menguras bak air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air).
"Semua program (untuk menekan DBD) kita lakukan," kata dia.
Baca juga: Perlu Waktu Setahun agar Nyamuk Wolbachia Bisa Tekan Kasus DBD di Bandung
Untuk mencegah kasus DBD tidak tertangani dengan baik, pihaknya melakukan pembagian alat diteksi cepat DBD ke Puskesmas dan Rumah sakit. Sehingga penanganan bisa segera dilakukan.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Bantul, Samsu Aryanto menambahkan, penyebaran nyamuk Wolbachia ke 519 Pedukuhan se-Kabupaten Bantul sudah berlangsung sejak Selasa 24 Mei 2022.
Pihaknya meminta agar masyarakat tidak menyepelekan DBD. Samsu meminta masyarakat untuk tetap melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.