Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyamuk Wolbachia Disebar di Bantul Tahun 2022, Kasus DBD Menurun

Kompas.com - 22/04/2024, 12:23 WIB
Markus Yuwono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, menyebarkan jentik nyamuk ber-wolbachia di 11 Kapanewon (kecamatan) tahun 2022 lalu. Saat itu, tidak ada penolakan terkait penyebaran jentik nyamuk.

Kasus DBD di Bantul pada 2022 ada 959 orang dan tahun 2023 sebanyak 133 orang. Namun belum dapat dipastikan apakah penurunan kasus karena nyamuk wolbachia.

Kepala Seksi Pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Bantul Veranose Pantjuatiningrum menyampaikan, persiapan penyebaran Wolbachia dilakukan pada tahun 2021. Kemudian nyamuk ber-wolbachia disebarkan di 11 Kapanewon dari 17 Kapanewon.

Adapun wilayah yang tidak disebar yakni Pundong, Imogiri, Pleret, Dlingo, Srandakan, dan Sedayu.

Vera mengatakan, saat itu pihak UGM yang menentukan wilayah mana saja yang disebar nyamuk ber-wolbachia.

 

Baca juga: Kemenkes Jelaskan Penyebab Nyamuk Wolbachia Belum Efektif Tekan DBD di Bandung

"Disebar menggunakan ember kecil-kecil, dititipkan ke rumah," kata Vera saat ditemui di kantornya Senin (22/4/2024).

Dikatakannya, setelah nyamuk dititipkan di rumah warga, ada "orang tua asuh" yang memantau perkembangan jentik nyamuk.

Saat itu, tidak ada penolakan dari warga yang dititipi jentik nyamuk.

Sebab, sebelum penyebaran dilakukan sosialisasi. Dinkes juga menggandeng tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan.

"Gak, kadang satu lokasi cuma satu RT kok nyamuknya tambah. Setelah diedukasi Gak apa-apa. Kita kerjasama dengan perangkat desa, dengan muslimat NU. Gak ada penolakan," kata dia.

Vera mengatakan, meski tergolong berhasil. Pihaknya belum bisa memastikan dampak dari penyebaran nyamuk ber-wolbachia. Untuk tahun 2022 warga terjangkit DBD sebanyak 959 orang, tahun 2023 sebanyak 133 orang.

Tahun 2024 sampai April, sudah ada 129. Meski meningkat, tetapi belum sampai mengkhawatirkan.

"Menurunnya karena apa? Kita tidak bisa memastikan karena Wolbachia, karena itu hanya salah satu program," kata dia.

Vera mengatakan, pihaknya melakukan sosialisasi masyarakat untuk hidup sehat, program satu rumah satu juru pemantau jentik, hingga PSN DBD dengan 3M (Menguras bak air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air).

"Semua program (untuk menekan DBD) kita lakukan," kata dia.

Baca juga: Perlu Waktu Setahun agar Nyamuk Wolbachia Bisa Tekan Kasus DBD di Bandung

Untuk mencegah kasus DBD tidak tertangani dengan baik, pihaknya melakukan pembagian alat diteksi cepat DBD ke Puskesmas dan Rumah sakit. Sehingga penanganan bisa segera dilakukan.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Bantul, Samsu Aryanto menambahkan, penyebaran nyamuk Wolbachia ke 519 Pedukuhan se-Kabupaten Bantul sudah berlangsung sejak Selasa 24 Mei 2022.

Pihaknya meminta agar masyarakat tidak menyepelekan DBD. Samsu meminta masyarakat untuk tetap melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Yogyakarta
Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Yogyakarta
Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting 'Charger' HP

Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting "Charger" HP

Yogyakarta
Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

Yogyakarta
Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Yogyakarta
Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Yogyakarta
YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

Yogyakarta
Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com