YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Keterbatasan alat cuci darah atau Hemodialisis menyebabkan RSUD Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, tidak bisa menerima pasien gagal ginjal baru. RSUD Wonosari baru bisa menerima pasien baru jika ada pasien meninggal atau pindah layanan.
"Selama pasien belum meninggal atau pindah layanan, maka tidak ada pasien baru," kata Kepala Ruang Cuci Darah di RSUD Wonosari, Sudarmanto saat dihubungi wartawan Senin (23/5/2023).
Dijelaskannya, saat ini ada 21 alat cuci darah. Dari jumlah tersebut, 18 di antaranya rutin digunakan setiap. Sedangkan 3 lainnya digunakan saat ada darurat atau pasien khusus rujukan dari instalasi gawat darurat. Setiap harinya satu alat dipergunakan melayani cuci darah untuk 2 pasien.
Adapun pasien yang rutin terdaftar melakukan cuci darah sebanyak 104 orang. Lalu sebanyak 19 pasien gagal ginjal masuk dalam daftar tunggu.
"Makanya 19 pasien ini masuk daftar tunggu agar bisa mendapatkan pelayanan," kata Sudarmanto.
Untuk antrean pasien gagal ginjal tersebut, Sudarmanto mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan rumah sakit lain.
Menurutnya, jumlah pasien yang masuk daftar tunggu sudah jauh berkurang karena rumah sakit lain sudah memiliki alatnya.
"Awal buka (tahun 2015) antreannya bisa mencapai 95 orang, tapi sekarang juga berkurang. Saya kira di rumah sakit lain juga ada antrean yang sama," kata dia.
RSUD Wonosari mewacanakan untuk menambah ruangan dan mesin cuci darah.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty membenarkan layanan fasilitas cuci darah di Gunungkidul memang masih belum mencukupi dari kebutuhan.
"Penanganan cuci darah berbeda dengan penyakit lainnya," kata Dewi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.