KULON PROGO, KOMPAS.com – Serombongan penumpang pesawat asal Kalimantan Timur tiba di Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Maulana (39) tiba di YIA bersama keluarga, yakni istri beserta tiga anaknya yang masih kecil. Selain itu, ia membawa serta dua orangtuanya. Maulana merencanakan perjalanan ke rumah orangtua dari ibunya di Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Mereka merencanakan melewatkan Lebaran di sana.
“Silaturahmi ke keluarga ibu. Setelah sekian lama, baru bisa sekarang menengok karena sudah lama tidak pulang. Mana yang masih ada, mana yang sudah meninggal,” kata Maulana mengungkap prioritas perjalanan mereka.
Baca juga: Paniknya Malaudin, Saat Turun di Stasiun Kutoarjo Kedua Anaknya Menghilang, Ternyata...
Maulana dan keluarganya tinggal di Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kaltim, sejak 2004. Keluarga mereka membuka usaha mandiri di sana.
Selama ini, mereka terkendala jadwal libur sekolah anak dan hal lainnya sehingga tak bisa mudik. Baru kali ini mereka bisa menyambangi keluarga besar dan jadi momen bersejarah bagi mereka.
Untuk itu, mereka merencanakan jauh hari. Ia membeli tiket pesawat tiga bulan sebelumnya dengan harga Rp 1.600.000 per kepala.
Mereka mengawali dengan 16 jam perjalanan darat dari Muara Wahau untuk sampai ke Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan di Balikpapan.
“Karena tiket yang ke Samarinda sudah habis,” kata Maulana.
Kemudian, mereka berangkat lewat Sepinggan. Terbang ke YIA sekitar dua jam. Belum termasuk perjalanan darat dari YIA ke Kaligesing lebih dari satu jam perjalanan darat. Sehingga total 19 jam perjalanan yang harus dilalui untuk sampai ke kampung halaman.
“(Perjalanan melelahkan) tapi senang karena perjalanan ke rumah keluarga Ibu,” kata Maulana dalam mimik lelah.
Pada kesempatan berbeda, tampak satu keluarga juga baru turun dari pesawat asal Bandar Udara Soekarno Hatta di YIA. Hasto (27) bersama istri dan seorang anaknya dari Bekasi menuju Bantul.
Hasto mengaku memanfaatkan kesempatan kali ini untuk mudik ke kampung halaman di Bantul setelah tiga tahun.
“Sempat mau pulang, tapi istri sedang hamil maka ditunda,” kata Hasto di YIA.
Lebaran kali ini akhirnya mereka punya kesempatan pulang.
“Setelah menyesuaikan dengan jadwal kerjaan maka bisa pulang sekarang,” kata Hasto.