YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mahalnya tanah dan rumah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi permasalahan sendiri bagi masyarakat DIY.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, saat ini Pemerintah DIY sedang berpikir mencari solusi untuk menyediakan rumah murah bagi masyarakat DIY.
"Sedang kami upayakan apakah bisa, satu tempat yang misalnya satu kamar itu ditinggali bisa 3 orang. Kalau sebulan itu Rp 300.000 atau Rp 400.000 dibagi 3, apakah visibel," kata Sultan, Kamis (6/4/2023).
Sultan menambahkan, untuk sewa kamar kos di DI Yogyakarta saat ini memiliki harga yang mahal.
Baca juga: Sultan Minta Pengusaha DIY Tak Cicil Pembayaran THR
Bahkan, menurut Sultan, dalam satu bulan untuk sewa kamar kos menghabiskan 40 persen dari gaji.
"Kalau nyewa kos kan mahal bisa 40 persen dari penghasilan. Kami sedang berpikir bisa enggak satu kamar ditinggal 2 sampai 3 orang," ujar dia.
Sultan menambahkan, sekarang sedang dalam proses penghitungan biaya sewa rumah murah bagi masyarakat.
Hitungan kasarnya, satu orang membayar Rp 100.000 untuk sewa rumah murah.
"Dua orang bayar Rp 200.000 atau ditinggali 3 orang Rp 300.000, seratus ribu sekian per orangnya. Ini untuk biaya perbaikan bangunan, itu cukup enggak," kata Sultan.
Untuk menekan biaya pembangunan, agar tidak terlalu mahal, rumah susun bisa dibangun di atas Sultan Ground (SG) yang masih banyak tersedia di Bantul selatan.
"Asal yang punya (SG) kan bisa, enggak ada masalah kan gitu," ucap dia.
"Gelem ora (mau tidak) ning Bantul sisih kidul (sisi selatan) karena ada SG di sana sehingga bisa murah ongkos tanah, enggak beli," imbuh dia.