YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Video viral berdurasi 9 detik menunjukkan buaya berada di sekitar sungai Oya, Banaran, Playen, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Salah seorang dalam video itu bernama Triono, warga Bunder, Patuk.
"Iya itu yang ada di video viral itu saya, yang pakai kaos merah mencoba menangkap buaya," kata Triono ditemui kompas.com di sekitar hutan Wanagama, Playen, Minggu (2/4/2023).
Dikatakannya, video itu direkam Sabtu (1/4/2023) sekitar pukul 15.00 WIB. Penangkapan ini bermula saat ramainya kemunculan buaya di status WhatsApp warga.
Baca juga: Video Viral Kemunculan Buaya di Sungai Oya Gunungkidul, Warga Sempat Berusaha Menangkap
Dirinya mencoba untuk mencari informasi sumber awal gambar. Diketahui informasi berasal dari warga yang mengambil foto buaya di sekitar pertemuan Sungai Oya dan Sungai Kemuning.
"Saya ini hidup sejak kecil di sekitar Sungai Oya, tetapi tidak pernah melihat ada buaya," kata dia.
Triono dan seorang temannya kemudian menelusuri kebenaran informasi itu. Benar saja ternyata buaya tersebut berada di pinggir sungai.
"Jadi teman saya itu memanjat pohon melihat ada buaya itu, lalu kami mendekat," ucap dia.
Menggunakan kaos yang dipakainya, Triono mencoba menutup kepala buaya, dan temannya merekam menggunakan telepon genggam. Saat mencoba menangkap, temannya terpeleset dan buaya itu lari.
Menurut Triono, penangkapan ini karena di sekitar kali Oya banyak aktivitas warga seperti mencari rumput, memancing, hingga berenang. Panjang buaya sekitar 1-1,5 meter.
"Sebenarnya buaya kemarin setelah masuk air keluar lagi, namun tidak bisa ditangkap. Hari ini belum muncul lagi," beber dia.
"Saya inisiatif akan menangkap, dan nanti diserahkan ke BKSDA," kata Triono.
Beberapa komunitas dan warga hari ini melakukan penyisiran di sekitar Sungai Oya. Sampai pukul 12.00 WIB upaya itu belum membuahkan hasil.
"Kami melakukan penyisiran namun belum berhasil," kata salah seorang warga Gading, Playen Sumartono.
Ia mengungkapkan, penyisiran ini dilakukan karena wilayah Sungai Oya banyak digunakan aktivitas warga dari Kemuning, Banaran, Gading, dan warga sekitar lainnya untuk mencari pakan ternak.
Bahkan jika surut banyak warga yang mandi di sungai.