Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja di Sleman Bunuh Diri, Sebelumnya Unggah Status WA, Ini Kata Guru Besar Psikologi UGM

Kompas.com - 16/02/2023, 18:36 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Seorang remaja di Sleman ditemukan meninggal dunia bunuh diri di rumahnya, Kecamatan Turi, Selasa (14/2/2023).

Korban sempat update status story WhatsApp (WA) dengan foto tali tambang dan menulis "see you man teman".

Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Prof Koentjoro mengatakan korban bunuh diri biasanya memiliki ciri kepribadian yang sangat introvert. Kemudian kepribadian yang suka menghukum diri sendiri.

"Pikiran untuk bunuh diri itu sebetulnya sifatnya itu obsesif. Jadi sekali dia pernah berusaha bunuh diri, dia selalu mencari kesempatan untuk bunuh diri. Karena itu, kepekaan lingkungan itu penting," ujar Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Prof Koentjoro saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/02/2023).

Baca juga: Pelajar SMK di Sleman Gantung Diri, Sebelumnya Update Status WA See You Man Teman

Koentjoro mendengar kasus yang di Sleman tersebut, korban sudah berpamitan melalui di media sosialnya. Karenanya perlu kepekaan keluarga maupun lingkungan sekitar untuk merespon tanda-tanda itu.

"Jika sudah seperti itu berarti kepekaan keluarga, kepekaan orang di sekitarnya itu yang perlu di perhatikan," ucapnya.

Di sisi lain, orangtua seyogyanya tidak hanya sebatas menjalankan fungsionalnya saja. Artinya hanya memenuhi kebutuhan sandang, papan dan pangan.

Namun orangtua juga harus memenuhi kebutuhan psikologis anak.

"Yang saya khawatirkan keluarga itu sekarang ini hanya keluarga fungsional. Keluarga fungsional itu hanya keluarga yang menjalankan fungsi-fungsi sebagai keluarga tetapi kurang memberikan bantuan-bantuan psikologis," tegasnya.

Baca juga: Tersangka Cabul di Ambon Diduga Gantung Diri di Sel, Polisi Sebut Stres Tak Dibesuk Keluarga

Prof.Koentjoro mencontohkan ketika hanya memenuhi kebutuhan sandang, papan dan pangan, anak menjadi jarang diajak menjalankan ibadah bersama-sama, tidak pernah diajak berdialog. Anak jarang dipuji dan bahkan lebih sering dimarahi.

"Sehingga sekali lagi isu ini tidak bisa kalau 100 persen lingkunganya, temanya, itu susah. Tetapi yang paling bisa adalah keluarganya. Jadi keluarganya harus aktif melihat gejala, melihat simbol-simbol," jelasnya.

Pandemi Covid-19 kemarin, bagi Koentjoro, menjadi pembelajaran. Banyak orangtua yang mengeluh bebannya bertambah karena selama sekolah di rumah harus mendampingi.

Padahal tugas orangtua memang harus mendampingi dan mendidik anak-anaknya.

"Itu menunjukan bahwa sekali lagi orangtua itu lupa kalau mendidik anak itu sebetulnya adalah tugas utama orangtua, sekolah itu hanya titipan, hanya kita titipkan. Karena tadi saya katakan, keluarga itu kebanyakan sekarang ini mereka itu hanya memenuhi sandang, pangan, papan," urainya.

Akibatnya anak tidak pernah diajari untuk membaca sesuatu yang tersirat. Tetapi hanya yang tersurat saja. Sehingga anak tidak bisa melihat lebih dalam pesan dibalik dari peristiwa yang dialaminya.

Halaman:


Terkini Lainnya

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Kasus Korupsi Selesai, Kejari Gunungkidul Kembalikan Rp 470 Juta ke RSUD Wonosari

Kasus Korupsi Selesai, Kejari Gunungkidul Kembalikan Rp 470 Juta ke RSUD Wonosari

Yogyakarta
Viral, Video Warga Lempar Sampah ke Truk, DLHK Kota Yogyakarta: Masyarakat Enggak Sabar

Viral, Video Warga Lempar Sampah ke Truk, DLHK Kota Yogyakarta: Masyarakat Enggak Sabar

Yogyakarta
Hasil Rekonstruksi Suami di Gunungkidul Membunuh Istri Saat Tidur

Hasil Rekonstruksi Suami di Gunungkidul Membunuh Istri Saat Tidur

Yogyakarta
Gerindra dan PDI-P Gunungkidul Buka Peluang Kader Maju Pilkada

Gerindra dan PDI-P Gunungkidul Buka Peluang Kader Maju Pilkada

Yogyakarta
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Ganjar: Tunggu Prosesnya

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Ganjar: Tunggu Prosesnya

Yogyakarta
5 Orang Ambil Formulir Calon Bupati Penjaringan Golkar, Ada Mantan Wakil Bupati Kulon Progo

5 Orang Ambil Formulir Calon Bupati Penjaringan Golkar, Ada Mantan Wakil Bupati Kulon Progo

Yogyakarta
Anggota DPR/DPRD, Pegawai BUMN, dan ASN Wajib Mundur Jika Ikut Pilkada

Anggota DPR/DPRD, Pegawai BUMN, dan ASN Wajib Mundur Jika Ikut Pilkada

Yogyakarta
Cucu Pendiri Muhammadiyah, Afnan Hadikusumo Semarakkan Bursa Pilkada Kota Yogyakarta

Cucu Pendiri Muhammadiyah, Afnan Hadikusumo Semarakkan Bursa Pilkada Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com