YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengamankan empat orang terkait dengan kasus perusakan SMA Bopkri 1 Kota Yogyakarta pada 24 Desember 2022 lalu.
Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yulianto mengatakan empat orang tersebut masih dalam proses pemeriksaan.
"Sebanyak 4 orang ini sedang diperiksa secara intensif karena tadi malam jam 22.00 WIB. diamankan," ujarnya saat ditemui di Polda DIY, Jumat (30/12/2022).
Baca juga: SMA Bopkri 1 Dirusak Orang Tak Dikenal, Petugas Keamanan Dipukul Pakai Helm dan Besi
Pihaknya belum bisa menyimpulkan keterlibatan empat orang yang diamankan tersebut.
"Belum menentukan, karena sekali lagi baru diperiksa secara intensif," kata dia.
Keempat orang ini diamankan di wilayah Kota Yogyakarta. Keempat orang yang diamankan tersebut terdiri dari 2 orang berusia dewasa dan 2 lainnya di bawah umur.
"Yang di bawah umur 2, yang 2 lainnya dewasa. Sekarang masih diamankan, setelah diamankan diperiksa apakah cocok dengan bukti-buktinya, petunjuk, serta alat bukti, nanti kemudian dilakukan gelar," ujar dia.
Sebelumnya, SMA Bopkri 1 yang berada di Jalan Wardani No.2 Kotabaru, Kota Yogyakarta dirusak oleh sekelompok orang tak dikenal pada hari Sabtu (24/12/2022) pukul 04.30 WIB.
Tak hanya itu, petugas pengamanan juga dianiaya oleh kelompok tak dikenal.
Kasi Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja menjelaskan penyerangan berawal pada pukul 04.30 WIB sekolah didatangi oleh 2 orang tak dikenal. Selanjutnya, kedua orang tersebut menanyakan tempat nongkrong anak-anak SMA Bopkri 1 kepada petugas keamanan.
"Sekira pkl 04.30 wib datang 2 orang menanyakan ke satpam 'anak bosa (Bopkri Satu) nongkrongnya dimana', selanjutnya pelaku melepas kabel CCTV yang ada di gerbang utama sekolah selanjutnya pelaku meninggalkan lokasi," kata Timbul saat dihubungi melalui pesan singkat, Sabtu (24/12/2022).
Setelah itu pada pukul 05.06 WIB datang lagi sebanyak 6 orang dengan mengendarai motor dan langsung masuk ke dalam gerbang sekolah. Para pelaku memukul petugas pengamanan di bagian wajah menggunakan helm.
Baca juga: Diduga Depresi, Pelaku Perusakan Tempat Ibadah di Magelang Diperiksa Kejiwaannya
Kelompok tak dikenal ini juga memukul petugas pengamanan lainnya di bagian tangan kanan memakai besi.
"Selanjutnya merusak pos satpam dan tanaman hias serta mengancam kalau melaporkan ke Polisi akan dibunuh," katanya.
Menurut Timbul pihak sekolah belum melaporkan secara resmi kejadian ini kepada Polisi.
"Belum (melapor), kami akan tetap mengusut kasus ini," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.