Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhadjir Effendy Resmikan Museum Muhammadiyah di Yogya, Sebut Pemberian Jokowi

Kompas.com - 14/11/2022, 19:26 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meresmikan Museum Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Dia menyebut museum ini atas ide dari Presiden Joko Widodo.

Muhadjir menceritakan, saat dia masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaann (Mendikbud) dia mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan Museum Hasyim Asy'ari.

"Pak Presiden tanya ke saya Muhammadiyah sudah punya museum atau belum, lalu saya jawab belum. Kalau gitu bikin saja," ucap dia menirukan percakapannya dengan Jokowi, Senin (14/11/2022).

Baca juga: Haedar Nashir Siap Pimpin Muhammadiyah Kedua Kalinya

Dia menegaskan bahwa Museum Muhammadiyah ini berasal dari Presiden Indonesia Joko Widodo yang sempat tertunda karena pandemi Covid-19.

"Hadiah beliau untuk Muhammadiyah, waktu lama karena pandemi Covid-19. 5 tahun beliau sendiri rencananya meletakkan baru pertama tapi, sibuk dengan G20," katanya.

Muhadjir menambahkan, dirinya juga sempat berdiskusi dengan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir, mengapa museum diletakkan di UAD yakni karena UAD merupakan kampus tertua Muhammdiyah di Yogyakarta.

"Jadi, kalau musem ditaruh di lokasi yang sudah tua," kata dia.

Baca juga: Pasutri Ini Gowes 300 Kilometer ke Solo Demi Semarakkan Muktamar Muhammadiyah

Selain itu alasan lainnya adalah Museum Muhammadiyah ini dititipkan kepada UAD karena museum memerlukan perawatan dan perhatian khusus.

"Setengah dititipkan UAD karena museum itu perlu perawatan sama dengan orang yang sudah tua butuh perawatan. Banyak rewelnya daripada produktifnya itu museum," jelas dia.

Dengan ditempatkannya di UAD, biaya operasional museum dapat ditalangi terlebih dahulu oleh pihak kampus jika bantuan dari pemerintah belum turun.

"Cocoklah ditempatkan di UAD sehingga biaya operasional kalau bantuan pemerintah belum ya harus nombok," katanya.

Dia menambahkan, dengan adanya Museum Muhammadiyah di UAD ini menambah ekosistem Muhammadiyah.

"Karena mengunjungi museum pasti mengunjungi UAD, sehingga membangun ekosistem Muhammadiyah dan sebagai representasi kantor pusat," katanya.

Ia berharap Museum Muhammadiyah ini dapat sebagai sarana pembelajaran bagi siswa-siswa Muhammadiyah, karena dapat melihat diorama dan geospasial Yogyakarta sekaligus melihat situs-situs Muhammadiyah.

Muhadjir juga mengusulkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir untuk memperbaiki makam KH Ahmad Dahlan. Hal itu juga bertujuan untuk pembelajaran siswa siswi Muhammadiyah.

"Untuk wisata religius bukan apa-apa, agar anak-anak kita itu memiliki kesadaran sejarah. Muhammadiyah itu ya diajak jalan-jalan (siswa) lalu diterangkan gurunya situs-situs dan pusat situs itu di Yogya ini karena lahirnya Muhammadiyah itu di Yogya," jelas dia.

Selain untuk media pembelajaran, perbaikan makam KH Ahmad Dahlan juga bertujuan agar masyarakat dapat mendoakan secara langsung dekat dengan pusara Ahmad Dahlan.

"Saya sangat berkeyakinan ini sifatnya subjektif mendoakan orang yang sudah meninggal itu mudah diteterima kalau kita langsung ke tempat pusaranya terutama orangtua," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Yogyakarta
Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Yogyakarta
Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com