Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Gunungkidul, Ada Ratusan Padukuhan Menggunakan Nama Pohon, Pring Paling Banyak

Kompas.com - 01/11/2022, 18:03 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Ada ratusan nama padukuhan di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, yang menggunakan nama pohon untuk penanda kewilayahan.

Misalnya pring atau bambu, jati, klepu, dan nama-nama pohon lainnya jamak digunakan masyarakat untuk menandai wilayahnya, dan upaya pelestarian lingkungan. 

"Total dari 1.431 padukuhan, ada 543 padukuhan atau 38,2 persen nama padukuhan menggunakan nama pepohonan," kata salah satu pendiri dan juga anggota Komunitas Resan Gunungkidul Edi Padmo saat dihubungi wartawan Selasa (1/11/2022).

Baca juga: Amankan 7 Ekor Ular dalam 2 Pekan, Damkar Gunungkidul Ungkap Penyebab Banyaknya Ular Saat Musim Hujan

Dikatakannya, hal itu diketahui dari pendataan asal usul kewilayahan di Gunungkidul bersama komunitas yang selama ini sudah menanam ribuan pohon ini.

Adapun nama pepohonan sebanyak 50 padukuhan di Kapanewon Rongkop, 47 padukuhan di Kapanewon Semin, 44 padukuhan di Kapanewon Tepus, dan 39 padukuhan di Kapanewon Girisubo.

Sementara untuk 14 kapanewon lainnya bervariasi mulai dari 10 hingga 37 padukuhan.

Padukuhan dengan nama pohon paling banyak banyak pring atau bambu sebanyak 30 padukuhan.

Selanjutnya ada asem sebanyak 23 padukuhan, elo ada 15 padukuhan, jati sebanyak 14 padukuhan,  klepu ada 13 padukuhan, mojo ada 12 padukuhan dan ploso sebanyak 11 padukuhan.

Misalnya Jatisari, Klepu dan nama lainnya.

"Untuk nama pohon paling banyak Pring atau bambu," kata dia.

Baca juga: Setelah Sepekan Kosong, Dinkes Gunungkidul Mulai Kedatangan Vaksin Covid-19

Ke depan, lanjut Edi pihaknya akan melakukan pendataan nama kalurahan dan wilayah.

Namun, yang masih menjadi pekerjaan rumah dirinya dan Komunitas Resan tentang pendataan sumber mata air.

"Untuk sumber mata air itu yang cukup sulit, semoga kami bisa menyelesaikan pendataannya sehingga bisa dilestarikan," ucap dia. 

Anggota Komunitas Resan, Alif menambahkan pendataan ini upaya mengingatkan masyarakat untuk kelesatrian lingkungan.

Sebab, penamaan wilayah menggunakan nama pohon ini salah satu bukti leluhur menghormati aspek lingkungan.

Dikatakannya, penamaan wilayah ada tiga unsur penting. Selain ada sebuah peristiwa, juga menganut pada nama pohon atau hewan.

"Yang kami data untuk asal usul menggunakan pepohonan," kata dia.

Alif berharap masyarakat  merawat dan menjaga lingkungan, karena pohon salah satunya untuk menyimpan air.

Komunitas Resan sendiri sudah menanam ribuan pohon di berbagai wilayah, dan melakukan pengerukan kembali sumber air yang sudah lama mati. Upaya ini diharapkan bisa menjadi solusi kedepan karena selama ini Gunungkidul dianggap daerah kurang air. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Viral, Video Warga Lempar Sampah ke Truk, DLHK Kota Yogyakarta: Masyarakat Enggak Sabar

Viral, Video Warga Lempar Sampah ke Truk, DLHK Kota Yogyakarta: Masyarakat Enggak Sabar

Yogyakarta
Hasil Rekonstruksi Suami di Gunungkidul Membunuh Istri Saat Tidur

Hasil Rekonstruksi Suami di Gunungkidul Membunuh Istri Saat Tidur

Yogyakarta
Gerindra dan PDI-P Gunungkidul Buka Peluang Kader Maju Pilkada

Gerindra dan PDI-P Gunungkidul Buka Peluang Kader Maju Pilkada

Yogyakarta
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Ganjar: Tunggu Prosesnya

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Ganjar: Tunggu Prosesnya

Yogyakarta
5 Orang Ambil Formulir Calon Bupati Penjaringan Golkar, Ada Mantan Wakil Bupati Kulon Progo

5 Orang Ambil Formulir Calon Bupati Penjaringan Golkar, Ada Mantan Wakil Bupati Kulon Progo

Yogyakarta
Anggota DPR/DPRD, Pegawai BUMN, dan ASN Wajib Mundur Jika Ikut Pilkada

Anggota DPR/DPRD, Pegawai BUMN, dan ASN Wajib Mundur Jika Ikut Pilkada

Yogyakarta
Cucu Pendiri Muhammadiyah, Afnan Hadikusumo Semarakkan Bursa Pilkada Kota Yogyakarta

Cucu Pendiri Muhammadiyah, Afnan Hadikusumo Semarakkan Bursa Pilkada Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Yogyakarta
Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Yogyakarta
Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Yogyakarta
Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Yogyakarta
Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Yogyakarta
Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com