KOMPAS.com - Kerajaan Mataram Islam atau kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam yang berdiri di Jawa dan berkuasa antara abad ke-16 hingga abad ke-18.
Kerajaan Mataram Islam didirikan oleh Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati pada tahun 1582 M.
Puncak Kejayaan kerajaan ini pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645 M).
Kerajaan yang terletak di Kotagede, Yogyakarta, pernah memerangi VOC di Batavia dengan tujuan untuk mencegah didirikannya loji-loji dagang di pantai utara.
Setelah ditandatangani Perjanjian Giyanti yang disepakati bersama VOC, kekuasaan Kerajaan Mataram Islam berakhir pada tahun 1755 M.
Dalam perjanjian itu disepakati Kerajaan Mataram Islam dibagi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
Kitab Sastra Gending yang ditulis Sultan Agung merupakan salah satu sumber berita peninggalan Kerajaan Mataram Islam.
Selain Sastra Gending, berikut ini peninggalan Kerjaan Mataram Islam.
Keraton Yogyakarta atau Keraton Kasultanan Yogyakarta dibangun pada tahun 1755 Masehi. Pada bagian utara keraton terdapat alun-alun utara dan Masjid Agung di bagian sebelah barat.
Sedangkan di bagian selatan keraton, terdapat alun-alun selatan dengan ukuran lebih kecil dibandingkan alun-alun utara.
Baca juga: Keraton Yogyakarta Kembali Gelar Peringatan Maulid Nabi, Ini Prosesinya
Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning terletak di Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
Pendiri masjid ini, yaitu Kiai Musodo yang juga merupakan keponakan Sri Sultan Hamengkubuwono I.
Ploso Kuning merupakan nama yang diambil dari pohon ploso yang tumbuh di sekitar masjid.
Kompleks Makam Imogiri terletak di Dusun Pajimatan, Girirejo, Kapanewon Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
Pendiri kompleks makam raja-raja Mataram Islam ini adalah Sultan Agung pada tahun 1632.