Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daun Pakis dari Gunung Sumbing Magelang Diminati Pasar Jepang dan Australia, Kirim hingga 20 Ton Per Tahun

Kompas.com - 17/09/2022, 15:16 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

 

MAGELANG, KOMPAS.com - Daun pakis (leather leaf fern) merupakan jenis tanaman hias yang memiliki pangsa pasar ekspor cukup tinggi.

Komoditas ini bahkan nyaris tidak pernah terpikirkan oleh masyarakat, khususnya petani. 

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, Jawa Tengah, Turhadi Noerachman mengungkapkan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, telah memiliki produsen tanaman pakis yang telah diekspor ke Jepang dan Australia.

"Kabupaten Magelang punya banyak potensi (produk pertanian) yang bisa diekspor, bahkan yang tidak terpikirkan kita yaitu (daun) pakis, sudah diekspor sampai Jepang dan Australia," terang Turhadi, usai menyampaikan Bimbingan Teknis Standart Produk Pertanian Berorientasi Ekspor kepada petani di Wisma Sejahtera Magelang, Jumat (16/9/2022). 

Baca juga: Khofifah Lepas Ekspor 25 Ton Kakap Merah ke Dominika dan Olahan Udang ke Jepang

Turhadi menyebutkan, setiap tahun tanaman pakis dari lereng Gunung Sumbing, Kabupaten Magelang, dikirim ke dua negara tersebut rata-rata mencapai 18-20 ton per tahun, sejak tahun 2020. Saat ini sudah mulai rutin dikirim 1-2 kali setiap bulan.

"Daun pakis ini biasanya untuk hiasan di Jepang. Pengiriman ke negara ekspor tergantung ketersediaan komoditas, mereka mau berapa pun jumlahnya," ujar Turhadi. 

Selain daun pakis, komoditas utama ekspor lainnya adalah buah salak asal Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Permintaan salak mencapai 7-10 ton per minggu. Kemudian, kopi, kentang, porang dan beras organik.

"Magelang itu sentra utama beras organik, untuk Jawa Tengah dan Indonesia. Ada 1.200 hektar (lahan beras organik) itu luar biasa. Produk organik itu sekarang banyak dimintai maka terus kita dorong," jelas Turhadi.

Baca juga: Pungutan Ekspor CPO Ditiadakan, Harga Sawit di Sumsel Merangkak Naik

Sementara di Jawa Tengah, ekspor terbanyak yang terpantau di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang di antaranya adalah kacang hijau dari Demak. 

Menurut Turhadi, kurangnya kontinyuitas dan ketersediaan komoditas kerap menjadi kendala petani meningkatkan pangsa pasar hingga luar negeri.

Untuk pasar ekspor, kata dia, membutuhkan persyaratan yang lebih spesifik dari pembeli atau negara tujuan ekspor.

"Misalnya, salak, tidak boleh ada lalat buah. Kalau ada (lalat) pasti ditolak," jelas Turhadi. 

Balai Karantina Pertanian mendorong para petani maupun pengusaha produk pertanian, khususnya pangan dan holtikultura, untuk mengembangkan pasar hingga ekspor.

Namun untuk memasuki pasar ekspor harus memenuhi persyarakatan atau Standar Operational Procedur (SOP) yang telah ditentukan oleh negara tujuan ekspor.

Kepala Bidang Pangan Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpangan) Kabupaten Magelang, Ade mengungkapkan, para petani atau produsen masih kerap mengabaikan hal-hal penting untuk memasuki pasar ekspor, misanya registrasi kebun dan tidak mengikuti SOP.

Halaman:


Terkini Lainnya

Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Yogyakarta
Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

Yogyakarta
Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Yogyakarta
Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Yogyakarta
Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Yogyakarta
Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Yogyakarta
Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Yogyakarta
Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Yogyakarta
Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Yogyakarta
Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Yogyakarta
Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Yogyakarta
Pasar Terban Yogyakarta Direvitalisasi, Pedagang Pindah ke Shelter

Pasar Terban Yogyakarta Direvitalisasi, Pedagang Pindah ke Shelter

Yogyakarta
Bunuh Mantan Pacar karena Cemburu, Pria di Bantul Mengaku Masih Cinta

Bunuh Mantan Pacar karena Cemburu, Pria di Bantul Mengaku Masih Cinta

Yogyakarta
Bawa Bom Molotov, Remaja Belasan Tahun di Bantul Ditangkap

Bawa Bom Molotov, Remaja Belasan Tahun di Bantul Ditangkap

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com