KULON PROGO, KOMPAS.com – Korban yang hanyut lalu hilang di Sungai Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, muncul ke permukaan. Korban bernama Ariska Nur Bintoro (22), warga Pedukuhan Temben, Kalurahan Ngentakrejo, Kapanewon Lendah, ditemukan sudah tidak bernyawa.
Seorang perempuan pencari batu di pinggir sungai menemukan tubuh Ariska mengapung di sungai.
Baca juga: Kena PHK Mendadak, Karyawan Hotel Ibis dan Malioboro Merasa Terpukul: Banyak Rencana Hilang...
"Ditemukan warga yang sedang mencari batu. Biasanya mereka ini mengumpulkan batu untuk dijual," kata Sumardi, Lurah Ngentakrejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Selasa (13/9/2022).
Penemuan berlangsung di hari ketiga pencarian. Jasad korban mengapung di sisi Timur sungai.
Pencari batu lantas memanggil warga dan relawan yang ada di sekitar lokasi, pukul 11.03 WIB. Tim SAR gabungan dan relawan membawa korban ke sisi Timur sungai di wilayah Pedukuhan Kamijoro, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul.
“Korban dipinggirkan ke sisi Timur, masuk wilayah Bantul,” kata Sumardi.
Ariska mencari ikan dengan menggogoh atau menangkap pakai tangan di Sungai Progo, Minggu (11/9/2202) pukul 06.30 WIB. Ia turun ke sungai bersama tiga temannya yang sama-sama satu Pedukuhan Temben.
Ketika itu, air mendadak naik debitnya dan arus menjadi deras. Mereka cepat-cepat kembali ke darat, namun Ariska tidak mampu menahan arus air hingga akhrinya hanyut. Ia dilaporkan hilang pagi itu.
Tim SAR Gabungan diterjunkan untuk mencari Ariska. Pencarian berlangsung dalam empat unit pencarian, yakni dengan perahu karet dan rafting, penyisiran dengan body rafting, penyisiran melalui jalur darat, juga menggunakan drone di sekitar TKP.
Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto mengungkapkan, korban ditemukan sekitar 200 meter dari lokasi hilang. Korban terlihat oleh warga yang berada di pinggir sungai.
“Korban muncul ke permukaan di sisi Timur sungai. Ia terlihat warga di pinggir sungai. Korban dipinggirkan ke Timur dan selanjutnya dilaporkan ke posko SAR gabungan,” kata Pipit.
Tim medis memeriksa jasad Ariska. Kemudian, jasad diserahkan ke keluarga.
“Korban langsung dibawa ke rumah duka,” kata Pipit.
Lurah Sumardi mengatakan, dari kasus ini dirinya berniat mensosialisasikan perlunya kehati-hatian dalam mencari ikan mengingat cuaca belakangan ini tidak menentu. Mencari ikan mesti dengan cara lebih hati-hati.
"Kita sosialisasi lewat para dukuh dulu," kata Sumardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.