Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tapa Bisu, Tradisi Lampah Keliling Beteng di Keheningan Malam 1 Suro

Kompas.com - 25/07/2022, 12:32 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Keraton Yogyakarta dikenal dengan keistimewaan tradisnya yang masih terjaga hingga kini, salah satunya dalam menyambut 1 Suro.

Seperti diketahui, 1 suro merupakan awal tahun dalam penanggalan Jawa yang diperingati dengan berbagai tradisi.

Baca juga: Jarak dan Usia Tak Halangi Warga Ikuti Laku Mubeng Beteng di Yogyakarta

Salah satu tradisi Keraton Yogyakarta dalam menyambut 1 Suro adalah Tapa Bisu atau Topo Bisu.

Baca juga: Mubeng Beteng, Menyambut Tahun Baru dengan Renungan

Tapa Bisu adalah tradisi tahunan yang dilakukan dengan cara berjalan mengelilingi area sekitar Keraton Yogyakarta tanpa berbicara sepatah katapun.

Baca juga: Tradisi Mubeng Beteng, Mencari Ketenangan Hati dalam Sunyi

Tradisi Tapa Bisu Lampah Mubeng Beteng sendiri sudah dilakukan sejak zaman Sri Sultan Hamengkubuwono II untuk menyambut jatuhnya malam 1 Suro.

Rangkaian ritual Topo Bisu akan diawali dengan lantunan tembang macapat yang dilantunkan oleh para abdi dalem di Bangsal Srimanganti Keraton Yogyakarta.

Dalam lirik kidung pada tembang macapat yang dilantunkan ini terselip doa-doa serta harapan.

Tapa bisu dimulai pada tengah malam hingga dini hari, dan dimulai saat lonceng Kyai Brajanala di regol Keben dibunyikan sebanyak 12 kali.

Kemudian para abdi dalem peserta tirakat akan mulai berjalan mengelilingi beteng Keraton Yogyakarta.

Rute Tapa Bisu dimulai dari Bangsal Pancaniti, Jalan Rotowijayan, kemudian Jalan Kauman, Jalan Agus Salim, lalu Jalan Wahid Hasyim, Suryowijatan, melewati Pojok Beteng Kulon, Jalan MT Haryono, Pojok Beteng Wetan, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Ibu Ruswo, dan Berakhir di Alun-alun Utara Yogyakarta.

Dalam tradisi Tapa Bisu ini peserta akan berjalan dalam sunyi dan menempuh jarak kurang lebih 4 km.

Bagian terdepan rombongan Tapa Bisu mubeng beteng adalah abdi dalem yang mengenakan pakaian Jawa tanpa keris dan alas kaki sambil membawa bendera Indonesia dan panji-panji Keraton Yogyakarta.

Setiap panji merupakan lambang dari abdi dalem serta lima kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi Sleman, Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, dan Kota Yogyakarta.

Di belakang rombongan abdi dalem biasanya juga terdapat warga maupun wisatawan yang ingin mengikuti dan mengamati tradisi ini secara langsung.

Selama melakukan lampah Tapa Bisu dengan berjalan mengelilingi benteng, peserta tirakat dilarang berbicara, makan, minum, maupun merokok.

Situasi sakral dalam keheningan total selama perjalanan merupakan sebuah simbol evaluasi diri sekaligus keprihatinan terhadap segala perbuatan yang dilakukan selama setahun terakhir.

Tradisi ini juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, serta memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk menyambut tahun yang baru.

Sumber:
https://pariwisata.jogjakota.go.id 
https://m.antaranews.com 
https://yogyakarta.kompas.com 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Usung Kader Partai di Pilkada, PDI-P Sleman Panggil Danang Maharsa

Ingin Usung Kader Partai di Pilkada, PDI-P Sleman Panggil Danang Maharsa

Yogyakarta
Banding Dikabulkan, 2 Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Dijatuhi Pidana Seumur Hidup

Banding Dikabulkan, 2 Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Dijatuhi Pidana Seumur Hidup

Yogyakarta
PDI-P Lakukan Penjaringan Bakal Calon Bupati Bantul, Ada Nama Soimah Pancawati

PDI-P Lakukan Penjaringan Bakal Calon Bupati Bantul, Ada Nama Soimah Pancawati

Yogyakarta
PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

Yogyakarta
Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Yogyakarta
Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

Yogyakarta
Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Yogyakarta
Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Yogyakarta
Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Yogyakarta
Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Yogyakarta
Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Yogyakarta
Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Yogyakarta
Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Yogyakarta
Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com