KOMPAS.com - Penembakan istri anggota TNI di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (18/7/2022), mulai menemui titik terang.
Dari sejumlah rekaman closed-circuit television (CCTV) di sekitar lokasi kejadian di Jalan Cemara, Perumahan Grand Cemara, Semarang, polisi menduga kuat pelaku merupakan orang bayaran, tetapi mereka tidak terlatih.
"Bukan orang yang terlatih. Jadi ini diduga kuat kelompok sipil bayaran," ujar Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Semarang Kombes Pol Irwan Anwar, dikutip dari Kompas TV.
Irwan mengatakan, indikasi tersebut terlihat dari gestur pelaku saat berjalan yang menimbulkan kecurigaan.
Baca juga: Polisi Ungkap Sejumlah Kejanggalan Penembakan Istri Anggota TNI di Semarang
Selain itu, dari cara memegang pistol, eksekutor terlihat tidak melakukan kuda-kuda dengan baik saat menembak korban.
"Mungkin tembakannya meleset karena dia tersentak," ucapnya dalam jumpa pers di Markas Polrestabes Semarang, Rabu (20/7/2022).
Di samping itu, berdasarkan rekaman CCTV, pelaku sempat berbicara dengan seseorang lewat ponselnya sebelum penembakan.
"Diduga eksekusi ada komando melalui telepon. Hal ini dilakukkan 3 menit sebelum korban berangkat menjemput sekolah," ungkapnya, Rabu, dilansir dari Tribun Jateng.
Baca juga: Polisi Sebut Penembakan Istri Anggota TNI di Semarang Sudah Terencana, Ini Buktinya
Pelaku penembakan istri anggota TNI di Semarang beraksi secara bersama-sama. Ada empat pelaku yang tersorot CCTV.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polrestabes Semarang AKBP Donny Sardo Lumbantoruan menuturkan, dua pelaku mulai memasuki area tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 11.35 WIB.
"Mereka berdua menggunakan sepeda motor Ninja hijau mengarah turun dan standby di pertigaan jalan dekat pos ronda," tuturnya, Rabu.
Pada waktu yang sama, korban keluar dari rumah untuk menjemput anaknya.
Baca juga: Polisi Ungkap Rute yang Dilalui Pelaku Setelah Menembak Istri Anggota TNI di Semarang