KULON PROGO, KOMPAS.com - Pemerintah Desa Kalirejo akhirnya bisa membuka akses jalan di Pedukuhan Plampang II, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebelumnya, jalan itu tertutup material tanah longsor, pohon dan batu-batu.
Jalan berada pada lokasi ekstrim di kawasan perbukitan membuat upaya menyingkirkan material tanah berlangsung hingga sembilan hari.
Baca juga: Terdampak Longsor, Lebih dari Sepekan Warga di Kulon Progo Hidup Tanpa Listrik
Jalan sudah bisa dilintasi kendaraan, meski baru roda dua.
“Baru kendaraan roda dua yang bisa melintas, kalau kendaraan roda empat belum bisa. Jalan masih licin karena lumpur,” kata Lurah Kalirejo, Lana saat berada di area pekerjaan pembukaan jalan di Plampang II, Senin (11/4/2022).
Tanah longsor terjadi pada puluhan titik di Kulon Progo, Kamis (31/3/2022) tengah malam.
Longsor bahkan disertai banjir pada dataran yang lebih rendah. Hampir semua titik longsor berada pada sembilan pedukuhan di Kalirejo.
Tanah longsor terparah berada di kawasan tambang batu andesit Plampang II. Lana mengungkapkan, tanah dan batu sampai menutup jalan di bawah konsesi tambang itu. Jalan tersebut akses ekonomi warga antara Pripih dan Kalirejo.
Banyak rumah hingga sebuah sekolah menengah pertama rusak diterjang guguran tanah. Belasan jiwa masih mengungsi sampai sekarang karena tanah mengubur sebagian rumah.
Baca juga: Cerita Jumini, Korban Longsor di Kulon Progo, Merayap di Celah Puing dan Lewati Lumpur Sepinggang
Tidak hanya itu, longsor di Plampang II membuat tujuh tiang listrik padam sampai sekarang. Ratusan rumah di tiga pedukuhan harus hidup dalam gelap.
Pemerintah desa dibantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo berupaya membuka akses ini.
Pekerjaan tersebut rumit karena berada di jalan sempit pada kemiringan terjal bukit.