YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gunung Merapi mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada 9 Maret 2022-10 Maret 2022 dengan jarak luncur sejauh maksimal 5 kilometer.
Melihat jarak luncur awan panas guguran, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memperkirakan volume material yang meluncur sebanyak kurang lebih 1 juta meter kubik.
"Untuk volumenya berdasarkan jarak luncurnya 5 km ini perkiraanya adalah sekitar 1 juta meter kubik," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, dalam jumpa pers melalui daring, pada Kamis (10/3/2022).
Hanik menyampaikan, jumlah volume tersebut masih sebatas perkiraan. Guna memastikan, pihaknya akan melihat kondisi di lapangan.
Baca juga: Gunung Merapi Dianggap Sudah Aman, Warga Klaten yang Mengungsi Kembali ke Rumahnya
Berdasarkan data BPPTKG dari hasil analisis foto udara tanggal 20 Februari 2022 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.578.000 meter kubik.
Sedangkan volume kubah tengah sebesar 3.228.000 meter kubik.
Kondisi kubah lava yang berada di tengah, lanjut Hanik, masih relatif stabil.
Sedangkan yang untuk kubah yang berada dekat dengan Kali Gendol atau sisi bukaan kawah cenderung ketidakstabilannya lebih tinggi.
"Untuk yang di sisi Kali Gendol yang dekat dengan bukaan Kali Gendol ini ada kecenderungan ketidakstabilannya lebih tinggi karena dia ada di lereng menuju alur Kali Gendol," ujar dia.