Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tahun Pandemi Covid-19, Sultan Khawatir Terjadi Mutasi Virus

Kompas.com - 02/03/2022, 10:29 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sudah dua tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dua tahun wabah ini membuat Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X khawatir. Sultan khawatir jika ke depan masih ditemukan mutasi dari virus corona.

"Kalau saya hanya khawatir mutasi seperti ini Omicron, semoga selesai bukan bermutasi lagi itu aja. Karena vaksin yg ada hanya menumbuhkan imunitas tidak membunuh virus," kata dia ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (1/3/2022).

Baca juga: Sultan HB X Ungkap Banyak Sultan Ground Dialihkan ke Letter C dan Dijual

Karena belum ada obat corona, Sultan meminta kepada masyarakat untuk lebih peduli dalam menjaga kesehatan dan juga menerapkan protokol kesehatan, terutama mengenakan masker selama beraktivitas.

"Makanya tidak ada pilihan, individu hati-hati jaga dirinya sendiri punya kesadaran jaga dirinya sendiri, kalau nggak susah," kata dia.

Sultan menekankan, penerapan protokol kesehatan terutama menggunakan masker harus dipatuhi oleh masyarakat, mengingat akhir-akhir ini jumlah kasus meninggal dunia meningkat dan kasus harian masih di angka seribu lebih.

"Ya selama masyarakat itu tidak hati-hati, untuk jaga dirinya keluar rumah ke tempat saudara atau temen tidak hati-hati ya karena sering dibuka maskernya resikonya besar (tertular)," ungkapnya.

Penularan dapat diminimalisasi jika masyarakat memiliki kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan seperti lebih banyak tinggal di rumah, menghindari kerumunan, jaga jarak, dan pakai masker.

"Kalau dirinya gak hati-hati ya resikonya besar konsekuensinya ya merah, ya sudah ya periksa aja. Saya suruh apa kalau kereka sendiri tidak mau jaga diri itu kan kesadaran mereka sendiri kita hanya fasilitasi aja. Ya gak turun-turun (kasus harian) kalau seperti itu," katanya.

Baca juga: Soal Serangan Umum 1 Maret, Sultan HB X: Semestinya Terjadi Tanggal 28 Februari 1949, tapi...

Diainggung soal sanksi Sultan mengatakan sulit diterapkan apalagi jika seseorang itu terpapar Covid-19 lalu justru mendapatkan sanksi.

"Bagi saya kan susah masa orang sakit malah kena sanksi," katanya.

Lanjutnya, jika menghambat mobilitas atau penyekatan jalan kembali dilakukan ada konsekuensi yang harus oleh ditanggung yakni berupa penurunan ekonomi.

"Kita juga berpikir, karena kita konsekuensinya tahu sehingga kita berpikir nanti ekonominya turun lagi asal prokes sama masker itu disadari kemana-mana dipakai. Itu sudah cukup untuk jaga dirinya," ujarnya.

Baca juga: Sultan Minta Pertunjukan Seni di Teras Malioboro Dihentikan Sementara

Kabag humas dan protokol Pemerintah DIY, Ditya Nanaryo Aji mebambahkan prnambahan kasus terkonfirmasi positif pada hari Selasa (1/3/2022) sebanyak 1.600 orang.

"Penambahan kasus meninggal sebanyak 13 kasus, sehingga total meninggal menjadi 5.398 kasus," kata melalui keterangan tertulis.

Ketersediaan tempat tidur rumah sakit rujukan, tempat tidur kritikal sebanyak 216 dan sudah terpakai 80. Tempat tidur kritikal 1.818 dan terpakai 1.029.

"Bed Occupancy Ratio (BOR) kritikal 37,04 persen dan kritikal 56,60 persen," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com