Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepara: Sejarah, Letak, dan Obyek Wisata

Kompas.com - 26/01/2022, 20:53 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Keberadan Jepara telah berlangsung sebelum adanya kerajaan-kerajaan di tanah Jawa. Saat itu, Jepara telah ditinggali orang-orang yang berasal dari Yunan Selatan yang melakukan migrasi ke arah selatan. Saat itu, Jepara masih terpisah oleh Selat Juwana.

Jepara terletak di bagian utara, provinsi Jawa Tengah. Wilayah barat dan utara berbatasan dengan Laut Jawa, bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Pati dan Kudus, dan bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Demak.

Jepara berasal dari Ujung Para, Ujung Mara, dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara. Artinya adalah sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga dari berbagai daerah.

Menurut buku "Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M)" mencatat bahwa pada 674 M seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa atau Japa.

Diyakini, lokasi Kaling berada di Keling, kawasan timur Jepara, saat ini. Wilayah ini dipimpin seorang ratu yang bernama Ratu Shima yang dikenal sangat tegas.

Baca juga: Art Nouveau dan Keelokan Ukiran Mebel Jepara

Menurut seorang penulis Portugis bernama Tome Pires dalam buku "Suma Oriental", Jepara baru dikenal pada abad ke XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan yang kecil yang baru dihuni oleh 90 -100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur yang berada di bawah pemerintahan Demak.

Jepara Dibangun Menjadi Kota Niaga

Kemudian, Aryo Timur digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba membangun Jepara menjadi kota niaga.

Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadi mata rantai perdagangan nusantara.

Setelah, Pati Unus wafat digantikan oleh iparnya, Faletehan/Fatahilah, yang berkuasa (1521-1536).

Kemudian pada 1536 oleh penguasa Demak, yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan kepada anak dan menantunya, yaitu Ratu Retno Kencono dan Pangeran Hadirin, suaminya.

Namun setelah, tewasnya Sultan Trenggono dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada 1549, timbul geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Hadiri oleh Arya Penangsang pada 1549.

Baca juga: Bupati Jepara Temani Dubes Indonesia untuk Tunisia Ziarah Makam Sunan Muria dan Sunan Kudus

Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di bukit Danaraja.

Setelah terbuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Nimas Ratu Kalinyamat.

 

Pemerintahan Ratu Kalinyamat di Jepara

Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang pesat menjadi bandar niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import. Disamping itu juga menjadi pangkalan angkatan laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak.

Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena Jepara sebagai bandar niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akses ke Pantai Trisik Patah, Jembatan Darurat dari Kayu Bakal Dibangun

Akses ke Pantai Trisik Patah, Jembatan Darurat dari Kayu Bakal Dibangun

Yogyakarta
Selama Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Yogyakarta Lebih Banyak dari yang Masuk

Selama Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Yogyakarta Lebih Banyak dari yang Masuk

Yogyakarta
Soal Temuan Jasad Misterius di Dam Kali Opak, Ini Kata Polres Bantul

Soal Temuan Jasad Misterius di Dam Kali Opak, Ini Kata Polres Bantul

Yogyakarta
Selama Musim Lebaran, 4 Orang Tewas dan 49 Luka-luka dalam Kecelakaan di Kulon Progo

Selama Musim Lebaran, 4 Orang Tewas dan 49 Luka-luka dalam Kecelakaan di Kulon Progo

Yogyakarta
Jumlah Penumpang Arus Balik di Bandara YIA Melebihi Prediksi

Jumlah Penumpang Arus Balik di Bandara YIA Melebihi Prediksi

Yogyakarta
Tak Berlakukan WFH, Pj Wali Kota Yogyakarta Tunggu Laporan ASN Bolos

Tak Berlakukan WFH, Pj Wali Kota Yogyakarta Tunggu Laporan ASN Bolos

Yogyakarta
Petasan Balon Udara Tersangkut Kabel Listrik di Sleman, Belum Sempat Meledak dan Langsung Direndam Air

Petasan Balon Udara Tersangkut Kabel Listrik di Sleman, Belum Sempat Meledak dan Langsung Direndam Air

Yogyakarta
Hari Pertama Kerja, Bupati Gunungkidul Ajak ASN Olahraga dan Pantau ASN yang Bolos

Hari Pertama Kerja, Bupati Gunungkidul Ajak ASN Olahraga dan Pantau ASN yang Bolos

Yogyakarta
Sri Sultan Gelar 'Open House', Masyarakat Antre sejak Pagi

Sri Sultan Gelar "Open House", Masyarakat Antre sejak Pagi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Konsumsi Miras 2 Botol, Pria 47 Tahun Ditemukan Tewas di Hotel Gunungkidul

Konsumsi Miras 2 Botol, Pria 47 Tahun Ditemukan Tewas di Hotel Gunungkidul

Yogyakarta
Dishub Kota Yogyakarta Prediksi Jalanan Kembali Normal Minggu Depan

Dishub Kota Yogyakarta Prediksi Jalanan Kembali Normal Minggu Depan

Yogyakarta
Arus Balik di Terminal Jombor Sleman, Didominasi Penumpang Tujuan Jabodetabek

Arus Balik di Terminal Jombor Sleman, Didominasi Penumpang Tujuan Jabodetabek

Yogyakarta
Puncak Arus Balik, 17.000 Penumpang Diprediksi Mengakses Bandara YIA Hari ini

Puncak Arus Balik, 17.000 Penumpang Diprediksi Mengakses Bandara YIA Hari ini

Yogyakarta
Kemenhub Klaim Mudik Gratis Kurangi Angka Kecelakaan Lalu Lintas 20 Persen

Kemenhub Klaim Mudik Gratis Kurangi Angka Kecelakaan Lalu Lintas 20 Persen

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com