Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Kepemimpinan dan Pencitraan Politik, Ahli: Butuh Konsistensi dan Kerja Nyata

Kompas.com - 13/01/2022, 09:51 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Nama Fajar Nugroho (36), kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Temanggung, Jawa Tengah, tengah menjadi perbincangan.

Fajar mengembalikan bantuan dan hadiah dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setelah melihat video di kanal YouTube Ganjar dengan judul "Rumah Reyot Kader PDI Perjuangan di Tanah Bengkok".

Baca juga: Soal Baliho Puan yang Bertebaran di Lokasi Bencana Semeru, Dinilai Tak Etis hingga Bukan Dipasang Partai

Menurutnya, komen-komen yang ada di video itu membuatnya merasa dirinya seakan-akan ditelantarkan oleh partai.

"Setelah saya melihat komen-komen yang ada di YouTube, kok rasanya seperti mencoreng nama baik partai saya," kata Fajar dalam keterangan pers tertulisnya pada Rabu (12/1/2022).

Baca juga: Cerita Ricky Kambuaya Diajak ke Diler Pilih Motor yang Disukai Saat Pulang Kampung

Viral di media sosial 

Dalam hal ini, Fajar merasa kemiskinan keluarganya dimanfaatkan demi konten di media sosial dan itu membuat dirinya merasa tak adil kepada kader-kader PDI-P di Temanggung lainnya.

Pasalnya, menurut pria yang juga menjadi Wakil Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDI-P Kecamatan Temanggung itu, solidaritas antarkader sudah terjalin baik.

"Kami senantiasa membantu satu sama lain, dan itu tidak diberitakan ke mana-mana," ujar dia.

Baca juga: Lagi, Gibran Tinggalkan Mobil Dinas di Sekolah karena Ada Siswa dan Guru Tak Pakai Masker

Politik pencitraan di mata ahli

Ilustrasi kampanye, juru bicara, juru kampanye.TOTO SIHONO Ilustrasi kampanye, juru bicara, juru kampanye.

Menurut Andreas Pandiangan, pengajar komunikasi politik UNIKA Soegijapranata Semarang, pencitraan yang dilakukan sejumlah tokoh politik atau kepala daerah sering ditemui di media sosial.

Hal itu, menurutnya, adalah bentuk tanggung jawab kepada para pemilih mereka.

"Catatan saya, tidak keliru melakukan itu, justru harus dilakukan karena untuk pendekatan dengan masyarakat," katanya kepada Kompas.com.

Baca juga: Merasa Jadi Obyek Pencitraan, Fajar Akan Kembalikan Bantuan Ganjar Pranowo

Pendekatan itu, kata Andreas, akan menciptakan ruang dialog antara pemimpin dan masyarakat.

Dalam ruang dialog itu, masyarakat bisa menilai ketulusan, kejujuran dan gaya kepemimpinan seorang tokoh. Proses ini membutuhkan konsistensi jangka panjang.

"Gaya kepimpinan itu ada dalam pencitraan dan sulit untuk berpura-pura," katanya.

Baca juga: Berikan Bantuan Sembako, Wali Kota Salatiga : Jika Ada yang Menunda Laporkan Saya

"Saya melihat, tidak usah janji banyak, namum menciptakan ruang dialog. Butuh konsistensi napas panjang untuk pencitraan dan itu terwujud dalam sikap dan kerja nyata," kata Andreas.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Ganjar Pranowo memberikan bantuan kepada keluarga Fajar berupa sembako, mainan dan ponsel untuk anak-anak.

Fajar mengaku terkejut ketika rumahnya didatangi Ganjar Pranowo. Lalu, selain dirinya, ada 14 keluarga yang juga senasib dengan dirinya.

"Saya sebenarnya tidak tahu, kalau seperti kata orang Jawa bilang, ujug-ujug (tiba-tiba) Pak Ganjar datang. Padahal, tidak ada pemberitahuan kepada DPC, PAC atau struktural partai lainnya," ungkap Fajar.

Baca juga: Fajar Kembalikan Bantuan dari Ganjar Pranowo ke Kantor Kelurahan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Yogyakarta
Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Yogyakarta
Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Yogyakarta
Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com