YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang Malioboro rencananya mulai Januari 2022 akan dipindah.
Sejumlah pedagang yang merasa keberatan dengan rencana pemindahan tersebut mendatangi Komisi B DPRD DIY untuk menyampaikan aspirasinya.
Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Kota Yogyakarta Wawan Suhendra mengatakan, bertemu dengan Komisi B DPRD DIY untuk meminta bantuan agar menyampaikan aspirasi para pedagang Malioboro.
"Kami sepenuhnya siap ditata, tanpa dipindah," ujar Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Kota Yogyakarta Wawan Suhendra, saat ditemui usai bertemu dengan Komisi B DPRD DIY, Rabu (15/12/2021).
Baca juga: Polisi Tangkap Ketua Pemuda Pancasila Cabang Blora Terkait Dugaan Penipuan dan Penggelapan
Wawan menyampaikan, para PKL memahami rencana pemerintah yang ingin menata Malioboro.
Namun, menata tidak harus dengan memindahkan para pedagang kaki lima dari lokasi jualanya.
"Dibuat indah tanpa memindah. Kami meyakini apapun yang ingin dicapai pemerintah untuk Malioboro dapat terpenuhi tanpa harus memindahkan kami," ujar dia.
Para PKL yang datang ke Komisi B DPRD DIY, lanjut dia, berjualan di sisi timur Malioboro.
Lokasi mereka berjualan juga tidak di depan toko dan tidak menganggu pejalan kaki.
Selain itu, pihaknya juga mempunyai jaringan perguruan tinggi yang dapat membantu untuk mendesain PKL di Malioboro.
"Kami berharap tetap di tempat yang kami tempati, kami siap ditata. Kami punya jaringan banyak dengan perguruan tinggi membantu kami untuk mendesain, banyak universitas yang ingin membantu kami," tutur dia.
Wawan mengungkapkan Malioboro merupakan ikon Yogyakarta yang menjadi tujuan wisata.
Salah satu daya tarik dan keunikan Malioboro justru ada pada keberadaan PKL.
Keunikan dan suasana di Malioboro dengan PKL-nya pun sudah melegenda.
"Terutama keunikan Malioboro itukan kaki limanya bukan apa-apanya, daya tarik Malioboro kan PKL-nya. Ini yang menurut kami perlu dipertimbangkan," kata dia.
Wawan menyampaikan para PKL menggantungkan perekonomian keluarganya dari hasil berjualan di Malioboro.
Sehingga ketika dipindah para PKL khawatir akan mempengaruhi pendapatan mereka.